Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Harapan yang sama juga disampaikan Hasanuddin Sigalingging. Pria yang juga menjabat wakil ketua PPBPTI ini mengatakan, mayoritas penangkar memiliki modal terbatas. Bila bibit mereka tidak laku maka mereka bisa saja gulung tikar alias bangkrut.
Kalau dipotong maka banyak yang menanggung resiko, penangkar-penangkar besar dan penangkar kecil dan tenaga kerja akan mengalami kerugian dan akhirnya akan berdampak pada ekonomi di pedesaan,” ucap Hasanuddin.
Sekretaris Dewan Pembina Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI), Indarwati, mengharapkan pemerintah dapat menyikapi kondisi kritis ini dengan cara yang bijaksana.
Baca Juga: Kemtan upayakan ketersediaan benih bawang putih lokal
Jangan sampai pemotongan anggaran yang bermaksud untuk membantu kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan dampak buruk kepada kelompok masyarakat lainnya yang dalam hal ini adalah penangkar benih tanaman perkebunan.
Nirmala, penangkar asal Jember, Jawa Timur mengaku pasrah ketika mendapatkan kabar dari Dinas jika 900.000 bibit kopi yang ia sediakan untuk program pengadanaan program Kementerian Pertanian, hanya 300.000 bibit yang akan terserap.
“Artinya saya akan siap-siap memunaskan 600.000 batang kopi dengan total kerugian mencapai Rp 2 milyar,” terang Nirmala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News