Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) akhirnya kembali dilanjutkan oleh Chevron Indonesia. Untuk mempercepat pengembangan proyek IDD tahap II yaitu lapangan Gendalo-Gehem, pemerintah menyarankan agar Chevron bekerjasama dengan perusahaan asal Italia, Eni untuk menggunakan fasilitas produksi (floating production unit/FPU) Jangkrik.
Dalam hitungan Chevron, fasilitas produksi tersebut tidak cukup untuk menampung seluruh produksi dari lapangan Gendalo-Gehem dan produksi Eni dari lapangan Merakes. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Alama (ESDM), Arcandra Tahar meminta Chevron dan Eni kembali melakukan pembicaraan terlebih dahulu terkait masalah tersebut.
"Ini harus dibicarakan, tentu normalnya Eni akan memprioritaskan produksi mereka dulu. Silakan mereka berbicara B to B (business to business). Yang jelas untuk IDD mereka sedang bicara untuk memulainya, "imbuh Arcandra pada Kamis (27/7).
Jika ternyata FPU Jangkrik benar-benar tidak bisa digunakan oleh Chevron untuk IDD Tahap II, maka Arcandra menyarankan Chevron untuk membangun fasilitas sendiri.
"Mereka bisa bikin fasilitas sendiri seperti rencana awal mereka. Tapi biayanya? Tapi intinya kami mendorong IDD bisa dikembangkan secepatnya,"ujarnya.
Pemerintah Indonesia memang berharap proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II yaitu pengembangan lapangan Gendalo-Gehem bisa segera dimulai.
Kementerian ESDM bahkan menargetkan lapangan Gendalo-Gehem bisa berproduksi pada 2022 agar bisa menambah produksi migas Indonesia.
Produksi gas lapangan Gehem diproyeksi akan mencapai 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan produksi Gendalo sebesar 700 mmscfd.
Belum lagi adanya produksi kondensat yang dihasilkan Gendaho-Gehem yang mencapai sekitar 50.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News