Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyiapkan skema peningkatan produksi telur dan ayam untuk program makan bergizi gratis (MBG). Skema ini akan melibatkan Kementerian Pertanian, BUMN pangan, pemerintah daerah, koperasi, hingga peternak rakyat.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produksi daging ayam dan telur untuk MBG.
Perintah tersebut kemudian ditindaklanjuti pada rapat koordinasi dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) dan peternak ayam pedaging seluruh Indonesia di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (19/11/2025) dan menyepakati penambahan target produksi telur menjadi 700 ribu ton dan ayam 1,1 juta ton.
Hary Suhada, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menjelaskan, skema program ini mencakup beberapa langkah, seperti penataan rantai pembibitan (grand parent stock-parent stock-final stock), pembangunan klaster unggas di berbagai provinsi, penguatan infrastruktur produksi, dan skses pembiayaan murah untuk peternak melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) Perkuat Bisnis Telur dan Susu, Siap Ekspansi Ekspor ke Eropa
“Pendekatan ini mengoptimalkan kapasitas hulu–hilir yang terintegrasi sehingga produksi dapat meningkat secara terukur terutama untuk memenuhi kebutuhan MBG,” urai Hary kepada Kontan, Kamis (20/11/2025).
Pada penguatan infrastruktur produksi, skemanya akan mencakup pembangunan atau revitalisasi pabrik pakan, hatchery, Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU), hingga fasilitas pengolahan.
Sementara untuk mempermudah akses pembiayaan peternak, pemerintah menyiapkan KUR dengan bunga 3%.
Adapun untuk menjaga harga ayam dan telur tetap stabil di pasar, lanjut Hary, pemerintah akan mengatur populasi dengan memproyeksi kebutuhan produksi beberapa bulan ke depan.
Selain itu, penguatan klaster juga akan dilakukan untuk menekan biaya distribusi. Ketika produksi berlebih dan harga mulai turun, BUMN pangan kata Hary akan bertindak sebagai penyerap (off-taker) untuk menstabilkan pasar.
Baca Juga: Produksi Ditambah, GOPAN: Pasokan Ayam Masih Lebih untuk Program MBG
Lalu, pemerintah juga akan melakukan pemantauan harga dan produksi secara harian agar intervensi bisa segera dilakukan. “Dengan mekanisme ini, peningkatan produksi tetap dijaga agar harga tetap rasional bagi peternak,” imbuh Hary.
Di luar hal ini, industri perunggasan dilihat Hary telah menyambut positif skema tersebut. “Pelaku pembibitan siap menyesuaikan populasi induk, sementara integrator, koperasi, dan peternak rakyat dapat bersinergi dan terlibat melalui sistem klaster,” pungkas Hary.
Baca Juga: Evaluasi MBG, Pengawasan Perlu Diperkuat dengan Lembaga Independen
Selanjutnya: Australia Ready to Invest AU$ 2 Billion in Southeast Asia Infrastructure
Menarik Dibaca: Hasil Australian Open 2025, Sembilan Wakil Indonesia Melenggang ke Perempat Final
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













