Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan pelaku usaha bisnis perunggasan disebut telah sepakat menambah produksi telur dan ayam guna menyokong program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kemarin.
Adapun penambahan untuk telur sejumlah 700.000 ton, sedangkan daging ayam sebanyak 1,1 juta ton.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam (GOPAN) Sugeng Wahyudi membenarkan bahwa pihaknya juga telah mendapatkan informasi dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian.
Ia memaparkan, berdasarkan data dari Dirjen PKH yang diterima GOPAN, saat ini masih ada kelebihan pasokan daging ayam sekitar 34.000 ton per bulan.
Baca Juga: HAP Ayam Hidup di Tingkat Peternak Rp 18.000 Buat Peternak Tidak Lagi Merugi
Nah, jika dialokasikan untuk program MBG dengan penerima manfaat 40 juta orang, dengan asumsi setiap orang menerima 0,6 kilogram daging ayam per bulan, maka masih ada kelebihan pasokan 10.000 ton.
“Ini artinya kebutuhan MBG sampai dengan akhir tahun tak akan terganggu atau kekurangan,” kata Sugeng saat dihubungi Kontan, Kamis (20/11/2025).
Sugeng melanjutkan, jika penerima manfaat sebanyak 80 juta orang, maka keperluan untuk MBG sekitar 576.000 ton daging ayam. Dus, jika pemerintah berencana menambah 1.1 juta ton, ia memperkirakan bakal ada kelebihan pasok di 2026.
Lebih lanjut, Sugeng menyorot kendala dari peningkatan suplai di luar Jawa. Mengingat, pasokan daging ayam sebanyak hampir 65% berpusat di Pulau Jawa.
“Maka, perlu dipikirkan peningkatan suplai di luar Jawa berbarengan meningkatnya permintaan, efek dari MBG,” imbuhnya.
Baca Juga: Harga Daging Ayam Melonjak, IKAPPI Minta Pemerintah Turun Tangan
Di lain sisi, Sugeng juga memandang kenaikan permintaan imbas dari MBG ini jadi angin segar bagi para pelaku budidaya ayam broiler. Di sini, lanjutnya, seharusnya terjadi keseimbangan penawaran-permintaan, sehingga harga yang ditetapkan wajar dan di atas biaya pokok produksi.
“Dengan begitu, para pelaku merasakan margin atau untung,” imbuh Sugeng.
Adapun terkait harga, ia bilang tidak ada kesepakatan harga dengan pemerintah saat ini. “Yang ada, adalah alamiah dari supply-demand dan ini ditunjang oleh kebijakan MBG,” ujarnya.
Kendati, ia memandang harga saat ini relatif baik, walaupun belum sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nomor 6 Tahun 2024 yang menetapkan Harga Acuan Penjualan (HAP) tertinggi di level Rp 25.000 per kg.
Baca Juga: Harga Ayam Naik, Peternak Mulai Rasakan Keuntungan Usai Tiga Bulan Merugi
Selanjutnya: 2026, Harga Hp Xiaomi Dipastikan Naik, Cek Tabel Harga Hp Xiaomi November 2025
Menarik Dibaca: Hasil Australian Open 2025, Sembilan Wakil Indonesia Melenggang ke Perempat Final
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













