kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah tunggu proposal komersil Blok Corridor dari Pertamina dan ConocoPhillips


Jumat, 21 September 2018 / 19:23 WIB
Pemerintah tunggu proposal komersil Blok Corridor dari Pertamina dan ConocoPhillips
ILUSTRASI. Ilustrasi Kementerian ESDM


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya sudah menerima proposal ConocoPhillips untuk Blok Corridor yang akan habis kontrak pada 2023 mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar yang menyebut ConocoPhillips juga sudah mengajukan proposal untuk kembali mendapatkan hak kelola blok migas tersebut.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) juga telah mengajukan proposal untuk bisa mengelola Blok Corridor. Namun sayangnya, proposal yang diajukan kedua perusahaan migas tersebut masih berupa proposal teknikal.

Proposal teknikal ini berisi program-program kerja yang diajukan kedua perusahaan demi mendapatkan hak kelola blok tersebut. Sementara proposal komersil belum juga diterima oleh pemerintah hingga saat ini. "Pertamina dan ConocoPhillips sudah masukkan proposal teknikal. Tapi komersil belum dua-duanya,"ungkap Arcandra, Jumat (21/9).

Pemerintah pun menargetkan proposal komersil dari kedua perusahaan tersebut bisa diajukan sebelum akhir September. Pasalnya, pemerintah ingin segera memutuskan nasib Blok Corridor.

Arcandra bilang nasib Blok Corridor diharapkan bisa diputuskan pada awal Oktober 2018 mendatang. Pemerintah pun saat ini sudah mulai melakukan evaluasi proposal teknikal Pertamina dan ConocoPhillips untuk Blok Corridor.

Blok Corridor yang berlokasi di Sumatera Selatan ini dioperatori oleh ConocoPhillips dengan hak partisipasi sebesar 54%, Repsol memegang hak partisipasi sebesar 36%, dan sisanya sebesar 10% dikuasai Pertamina. Kontrak Blok Corridor pertama kali diteken pada 1983 lalu dan akan berakhir pada 2023.

Blok ini terdiri dari dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas bumi. Produksi minyak Blok Corridor berasal dari Suban Baru dan Rawa. Untuk produksi gas bumi diantaranya berasal dari Suban, Sumpal, Dayung.

SKK Migas mencatat produksi gas dari Grissik Blok Corridor pada semester I-2018 mencapai 841 mmmscfd. Hingga akhir tahun 2018, produksi gas Blok Corridor diproyeksi mencapai 798 mmcfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×