kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ConocoPhillips dan Repsol serahkan proposal pengelolaan Blok Corridor pekan depan


Kamis, 20 September 2018 / 15:31 WIB
ConocoPhillips dan Repsol serahkan proposal pengelolaan Blok Corridor pekan depan
ILUSTRASI. CONOCO PHILLIPS


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. ConocoPhillips akhirnya mulai serius untuk kembali mengelola Blok Corridor pada kontrak berakhir pada 2023 mendatang. Apalagi PT Pertamina (Persero) secara resmi telah memasukan proposal pengelolaan Blok Corridor pada pekan lalu. .

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto mengatakan ConocoPhillips berencana untuk memasukan proposal pengelolan Blok Corridor pada pekan depan. "ConnocoPhilips kira-kira Rabu mau masukkan proposal," kata Djoko, Rabu (19/9).

Dalam proposal tersebut, ConocoPhillips akan menggandeng patner eksisting yaitu Repsol untuk bersama-sama mengelola Blok Corridor. Saat ini hak partisipasi Blok Corridor dipegang oleh tiga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), yaitu ConocoPhillips yang menjadi operator dan pemegang hak partisipasi mayoritas sebesar 54%, Repsol memegang hak partisipasi sebesar 36%, dan sisanya sebesar 10% dikuasai Pertamina.

Namun Djoko bilang Pertamina telah memilih untuk mengelola Blok Corridor sendiri ketimbang menggandeng ConocoPhillips dan Repsol sebagai patner. Sementara ConocoPhillips dan Repsol tetap akan bermitra di Blok Corridor.

"Itu blok dikelola Pertamina, ConocoPhillips, dan Repsol. Tapi Pertamina maunya sendiri, Pertamina tidak mau bareng-bareng. ConocoPhillips sama Repsol mau gabung,"kata Djoko.

Jika ConocoPhillips dan Repsol jadi menyerahkan proposal pengelolaan Blok Corridor pada pekan depan, maka Pemerintah akan melakukan evaluasi kedua proposal tersebut. Djoko menyebut, pemerintah hanya akan memilih proposal yang paling bagus untuk negara dengan skema kontrak gross split.

"Tergantung mana proposalnya yang lebih bagus. Pakai gross split, kalau tidak mau ya sudah,"kata Djoko.

Sebelumnya Djoko menyebut akan menyerahkan Blok Corridor ke Pertamina jika ConocoPhillips tidak juga mengajukan proposal pengelolaan Blok Corridor. Ini lantaran pemerintah telah target agar proposal pengelolaan Blok Corridor pasca 2023 bisa diserahkan pada bulan September 2018 ini.

Kontrak Blok Corridor yang berlokasi di Sumatera Selatan ini diteken pada 1983 lalu dan akan berakhir pada 2023. Blok ini terdiri dari dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas bumi.

Produksi minyak Blok Corridor berasal dari Suban Baru dan Rawa. Untuk produksi gas bumi diantaranya berasal dari Suban, Sumpal, Dayung.

SKK Migas mencatat produksi gas dari Grissik Blok Corridor pada semester I 2018 mencapai 841 mmmscfd. Hingga akhir tahun 2018, produksi gas Blok Corridor diproyeksi mencapai 798 mmcfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×