Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah belum memastikan akan memilih Jepang atau China untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Namun, pemerintah berniat mengundang calon investor lain, yaitu Prancis untuk ikut mengajukan tawaran investasi proyek tersebut.
"Terbuka (untuk investor lain). Bahkan mau diundang, ya mungkin Prancis. Pokoknya diundang," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa malam (14/7).
Dia menjelaskan, tawaran yang sudah diajukan oleh Jepang dan Tiongkok terkait proyek kereta api cepat memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, secara skema pembiayaan kata dia, kedua negara tersebut mengajukan skema yang hampir sama.
"Ya bunganya, jangka waktu pengembaliannya hampir sama," kata dia.
Melihat skema pembiayaan yang hampir sama itu, kata Andrinof, pemerintah bisa saja memilih investor dari aspek teknologi, rekam jejak, hingga permintaan konsesi yang diminta.
Saat ditanya apakah pemerintah memiliki timeline pasti proyek tersebut, Andrinof tak menjawab pasti. Namun, kata dia, pemerintah sangat berharap agar proyek KA cepat tersebut bisa segera berjalan. Bahkan, setiap minggu progres proyek tersebut selalu dibahas dalam rapat di pemerintahan.
Sepeti diketahui, sudah ada dua negara yaitu Jepang dan Tiongkok yang tertarik membangun KA cepat Jakarta-Bandung. Jepang sudah menyelesaikan studi kelayakan proyek tersebut, semantara Tiongkok diperkirakan menyelesaikan studi kelayakannya pada September 2015. (Yoga Sukmana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News