Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua perhelatan yang akan melibatkan sektor konsumen ikut mengerek permintaan plastik sejak awal kuartal kedua 2019. Kedua momen ini adalah pemilihan umum (pemilu) dan Ramadan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, kondisi ini wajar mengingat kebutuhan plastik kemasan juga meningkat. Kebutuhan plastik meningkat antara lain karena adanya pasar-pasar kaget ketika Ramadan, maupun pola hidup masyarakat yang cenderung gemar memesan makanan secara online.
Berkaca dari tahun 2018, peningkatan penjualan plastik meningkat 10% hingga 20%. Plastik kemasan makanan dan minuman masih menjadi favorit masyarakat. Diperkirakan kenaikan ini akan bertahan hingga dua minggu menjelang Lebaran, dan kembali normal empat minggu pasca lebaran.
Permintaan yang tinggi tidak hanya karena momentum menjelang Ramadan. Pemilu turut mempengaruhi permintaan plastik akhir-akhir ini. Fajar menjelaskan, bahan plastik banyak digunakan dalam masa kampanye. “Hal paling sederhana seperti kebutuhan air minum dalam kemasan plastik,” terang Fajar ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (4/4).
Sementara itu, ketika Pemilu Fajar memperkirakan, konsumsi dan distribusi akan terganggu selama kurang lebih satu minggu. Perubahan ini akan berpengaruh terhadap terhadap biaya. Jika biaya memungkinkan untuk dibebankan kepada konsumen maka margin akan ringan. Jika tidak, maka margin akan tergerus.
“Secara kuantitas mungkin tetap akan mendapatkan keuntungan, tetapi di bawah 10%,” jelas Fajar. Akan tetapi, jika masa pemilu berjalan lancar, diproyeksikan keuntungan bisa mencapai di atas 20% bahkan hingga 30%.
Fajar berharap kondisi politik tidak berlarut-larut sehingga industri plastik tidak merugi. Namun Fajar belum bisa menjelaskan detail angka keuntungan maupun kerugian dari momentum pemilu ini, “Belum bisa dihitung karena tergantung bagaimana transisinya nanti,” terang Fajar.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pun sudah mulai merasakan kenaikan permintaan plastik jelang Ramadan.Vice President Corporate Relations Chandra Asri Petrochemical Suhat Miyarso mengatakan, kenaikan permintaan tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 15%. “Tahun ini kira-kira sama, kecuali kantong belanjaan plastik yang mungkin turun,” terang Suhat ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (4/4).
Berkaca pada momentum Ramadan sebelumnya, permintaan yang tinggi masih di dominasi oleh plastik kemasan dan minuman, diperkirakan sebesar 15%. Naiknya permintaan plastik selama Ramadan memungkinkan Chandra Asri untuk mendapat cuan yang lebih besar. Diakui Suhat, setidaknya keuntungan bisa mencapai 5% hingga 10%.
Sekadar informasi, industri plastik tumbuh sebesar 5,2% tahun 2018. Kontribusi paling besar disumbangkan oleh plastik kemasan makanan dan minuman, yakni 8,7%. Fajar memproyeksikan hal yang serupa terjadi di tahun ini, kontribusi plastik dan kemasan akan semakin besar menjadi 9%, dengan pertumbuhan industri plastik sebesar 5,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News