Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) kecipratan berkah fulus saat pemilihan umum (pemilu) berlangsung baru-baru ini. Rupanya, selama momentum pemilu, para calon legislatif (caleg) yang harus mendulang banyak suara banyak yang memborong voucer isi ulang pulsa.
Fenomena ini tentu membawa berkah bagi perusahaan distribusi ponsel sekaligus voucer isi ulang tersebut. Menurut Tan Lie Pin, Direktur Utama Tiphone Mobile Indonesia, pertumbuhan penjualan voucer isi ulang sangat terasa sekali sejak dua minggu sebelum pencoblosan pemilu yang berlangsung 9 April kemarin.
"Sejak dua minggu sebelum pemilu itu, kami alami banyak permintaan. Tiap hari, ada saja orang yang minta isi pulsa antara Rp 25 juta sampai Rp 50 juta," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (13/4).
Menurut Lie Pin, biasanya para caleg itu membeli pulsa untuk melakukan pesan singkat secara menyeluruh atau short message service (SMS) broadcast kepada masyarakat. Strategi pengiriman pesan ini adalah supaya masyarakat bisa ingat si caleg saat pencoblosan. "Saya prediksi, saat pemilihan presiden (pilpres) pun akan sama. Lonjakan permintaan pulsa akan naik saat dua minggu sebelum waktu pemilihan pilpres berlangsung," katanya.
Sayangnya, pertumbuhan pembelian voucer isi ulang di saat pemilu ini, menurut Lily, tak terlalu berdampak signifikan terhadap pendapatan konsolidasi tahunan perusahaan ini.
Sebab, kata Lie Pin, lonjakan permintaan tersebut hanya tumbuh selama dua minggu saja. Jika ditambah dengan periode pilpres maka praktis hanya sebulan. "Pertumbuhan sebulan dibanding dengan 11 bulan tentu kontribusinya tak signifikan. Hitungan saya adalah pertumbuhan penjualan saat pemilu ini mencapai 10%," terangnya.
Untuk itu, perusahaan tak mengubah target kontribusi pendapatan tahun ini, dimana harapannya, penjualan ponsel bisa tumbuh dobel digit. Tahun lalu, kontribusi penjualan ponsel masih 20% atau setara Rp 2,1 triliun.
Sedangkan penjualan voucer berkontribusi 80% atau setara Rp 8,1 triliun. "Tahun ini, target kontribusi ponsel bisa 40% dan voucer sebesar 60%," proyeksi Lie Pin.
Pada 2013 lalu, Tiphone membukukan pendapatan penjualan senilai Rp 10,48 triliun. Angka ini naik 27,94% dari perolehan tahun 2012 yang mencapai Rp 8,19 triliun. Perusahaan ini juga meraup laba Rp 294,81 miliar, naik 44% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 203,62 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News