Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menyambut pemilihan umum, pertokoan di pusat perdagangan Jakarta, yaitu Glodok dan Mangga Dua, memilih tutup pada Rabu (9/4/2014). Sekalipun pengelola Pasar Pagi Mangga Dua berniat membuka pusat perdagangan itu pukul 12.00, sebagian besar pemilik toko dan karyawannya memilih libur sehari penuh saat pemilu legislatif.
Penjualan tiket kereta api kelas ekonomi di sejumlah stasiun di Jakarta habis terjual sekalipun tidak berkaitan dengan antusiasme memberikan suara. Sementara itu, banyak karyawan yang berasal dari luar Jakarta dan sekitarnya tidak mudik untuk memilih karena hari libur yang hanya sehari dan biaya pulang pergi yang relatif mahal. Para perantau ini memilih tidak menggunakan hak pilihnya.
Aktivitas perekonomian di Pasar Pagi Mangga Dua dan Glodok tetap ramai sepanjang hari Selasa. Tempat parkir dipenuhi sejumlah kendaraan. Transaksi penjualan perkakas, mesin, dan alat-alat berat terlihat ramai. Pembeli yang berasal dari Jakarta, Serang, dan beberapa kota lain berbelanja peralatan sesuai dengan kebutuhan.
Di Stasiun Pasar Senen, Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Jakarta Agus Komarudin mengatakan, tiket sebagian kereta api kelas ekonomi tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur habis hingga 11 April. Tiket yang terjual habis adalah KA Progo jurusan Jakarta-Yogyakarta dan KA Matarmaja jurusan Jakarta-Malang.
”Tak ada lonjakan untuk permintaan tiket kereta api. Hingga saat ini masih sama seperti hari biasa dengan tingkat keterisian 90 persen untuk KA ekonomi,” kata Agus saat dihubungi, Selasa.
Karena permintaan masih normal, PT KAI juga tidak menambah rangkaian kereta ke tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setiap hari sekitar puluhan ribu kursi disediakan untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat.
Di terminal bus antarkota Pulo Gadung dan Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, sepi nyaris seperti hari-hari biasa. Sejumlah warga daerah yang tinggal di Ibu Kota memilih tidak menggunakan hak suaranya demi menghemat biaya pulang.
Wakil Kepala Terminal Rawamangun Gunardi mengatakan, penumpang lebih antusias menyambut hari libur dibandingkan pemilu. ”Sudah menghabiskan biaya, mereka juga tidak tahu harus memilih siapa,” katanya.
Biaya pulang ke kampung terlalu mahal. Lebih baik digunakan untuk kebutuhan lain,” kata Uda (24), warga asal Palembang. Uda sadar punya hak pilih, tetapi ongkos ke Palembang Rp 1 juta sangat membebani.
”Perjalanan pulang ke rumah butuh 8 jam dengan naik bus. Kalau dipaksakan pulang, hanya capai di jalan,” kata Siska (20), karyawan PT Global Teknik Sentosa, Glodok, yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat.
Pendapat senada juga diungkapkan Eri (21). Karyawan toko perkakas di Lindeteves Trade Center itu berasal dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. ”Terpaksa tidak bisa ikut mencoblos karena hanya libur sehari,” kata Eri. (A13/A14)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News