kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemulihan Pasar LPG dan Amonia Dongkrak Kinerja Surya Esa Perkasa (ESSA)


Sabtu, 19 Maret 2022 / 22:05 WIB
Pemulihan Pasar LPG dan Amonia Dongkrak Kinerja Surya Esa Perkasa (ESSA)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) sukses mencatatkan kinerja ciamik pada tahun 2021.

Direktur ESSA Prakash Chand Bumb mengungkapkan, terjadi peningkatan kinerja signifikan untuk pendapatan serta laba bersih perusahaan pada tahun 2021.

"Pendapatan yang lebih tinggi yang dihasilkan dari pemulihan permintaan dan kondisi pasar yang menguntungkan untuk LPG dan amonia," ungkap Prakash dalam diskusi virtual, Sabtu (19/3).

Merujuk laporan keuangan ESSA, pendapatan pada 2021 mencapai US$ 303,43 juta atau meningkat 72,88% year on year (yoy). Pada tahun 2020 ESSA membukukan pendapatan sebesar US$ 175,51 juta.

Baca Juga: Boy Thohir dan TP Rachmat Mundur dari Jajaran Komisaris Surya Esa Perkasa (ESSA)

Sementara itu, ESSA sukses membukukan laba bersih mencapai US$ 13,96 juta di 2021 dari sebelumnya rugi bersih mencapai US$ 19,12 juta di 2020.

Prakash melanjutkan, segmen bisnis amonia berkontribusi mencapai 85% dari total pendapatan tahun lalu. Sisanya 15% bersumber dari bisnis LPG. Menurutnya, kontribusi kedua segmen disepanjang tahun 2021 meningkat ketimbang tahun 2020.   

Sektor LPG dan kondensat berkontribusi sekitar US$ 43 juta pada 2021 atau meningkat dari raihan 2020 yang sebesar US$ 28 juta. Kondisi serupa terjadi untuk bisnis amonia yang berkontribusi sekitar US$ 260 juta pada 2021 atau meningkat ketimbang raihan 2020 yang sebesar US$ 148 juta.

Wakil Presiden Direktur Utama ESSA Kanishk Laroya mengungkapkan, prospek bisnis LPG dan amonia ke depannya kian menjanjikan. Adapun, potensi pasar amonia ke depan tercermin dari proyeksi demand LPG yang meningkat setiap tahunnya. 

Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari ini (9/3): Sepuluh Saham Layak Dilirik di Tengah Pekan

"Ke depannya kami melihat tetap ada peluang pertumbuhan di bidang LPG," kata Kanishk dalam kesempatan yang sama.

Kanishk mengungkapkan, untuk tahun 2021 terjadi peningkatan signifikan untuk harga LPG dari yang sebelumnya US$ 400 per metrik ton (MT) menjadi US$ 638 per MT atau naik hampir 60%.

Kanishk melanjutkan, selain pasar ekspor, ada pula peluang untuk memenuhi kebutuhan domestik untuk LPG. Terlebih angka impor LPG terus menunjukkan tren peningkatan. 

Menurutnya, ada selisih harga yang cukup besar jika pasokan LPG diambil dari dalam negeri khususnya dari produksi ESSA. Selisih harga dibandingkan harga impor disebut mencapai US$ 70 hingga US$ 100 per ton. 

Kanishk menambahkan, pasar amonia pun juga kian potensial. Sejak mulai memproduksi amonia pada 2018 silam, produksi ESSA disebut terus mencapai di atas desain produksi kapasitas.

Raihan tertinggi terjadi di Q1 2020 yang mencapai 124% atau setara 200,309 MT dari kapasitas 161,975 MT per day (MTPD).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Samuel Sekuritas Hari Ini (8/2), di Tengah Potensi Rally IHSG

Penurunan sempat terjadi pada periode kuartal II dan kuartal III 2020 akibat pandemi covid-19. Kendati demikian, diakhir 2020 dan kuartal I 2021 produksi pun mulai kembali ke kinerja semula. 

Selain itu, pada akhir tahun 2021 lalu manajemen ESSA memutuskan untuk melakukan turn around atau pemeliharaan pada fasilitas produksi amonia yang dimiliki. Hal ini memang berdampak pada penurunan produksi di periode tersebut. Kendati demikian, pemeliharaan ini dinilai menjadi milestone penting untuk pengembangan ke depan.

"Ke depan kami berharap (turn around) bisa dilakukan lagi antara 3 sampai 5 tahun," terang Kanishk.

Kanishk mengungkapkan, sepanjang tahun 2021 lalu terjadi kenaikan harga untuk amonia dari US$ 233 per MT menjadi US$ 463 per MT.

Penjualan amonia oleh ESSA selama ini ditujukan pada sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan dan China. Selain itu, diproyeksikan akan terjadi tingkat pertumbuhan per tahun atau Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 3,1% untuk periode 2020-2030 di sejumlah negara tersebut. Pertumbuhannya dari 3,1 MT pada 2020 menjadi 4,2 MT pada 2030. 

  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×