Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengapresiasi langkah Gojek selaku operator taksi online GoCar yang langsung bergerak cepat dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap seorang perawat oleh mitra driver GoCar berinisial HS.
Menurutnya, Gojek sudah menjalankan Standard Operating Procedur (SOP) dengan melakukan tahapan dari hulu ke hilir.
“SOP yang dijalankan Gojek sudah sangat tepat. Begitu ada kasus, pihak Gojek langsung sigap menonaktifkan akun mitra driver GoCar tersebut, berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk mengusut kasus ini, hingga memberikan pendampingan dan bantuan perawatan maupun pemulihan secara fisik serta psikis,” kata Devie dalam keterangannya, Rabu (22/12).
Devie menambahkan, Gojek merupakan satu dari sedikit perusahaan yang mempunyai kebijakan terkait SOP seperti itu. Bahkan sebenarnya, Gojek juga sudah memberikan edukasi terhadap mitra driver untuk memperlakukan pelanggan sebaik mungkin.
Baca Juga: Ada 3 Perusahaan Lagi yang Bakal IPO di Akhir Tahun Ini
“Jadi SOP yang dijalankan Gojek ini bukan hanya kebijakan setelah terjadinya kekerasan seksual. Berbagai edukasi sudah diberikan Gojek kepada para mitra driver. Salah satunya adalah modul pelatihan ‘Kenali dan Hindari Pelecehan Seksual’ di aplikasi driver. Ini artinya, tahapan SOP yang dimiliki Gojek untuk mitra driver sudah benar-benar sangat lengkap, dari hulu ke hilir,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Devie, di aplikasi Gojek sebenarnya tersedia tombol darurat. Tombol darurat ini terhubung langsung dengan operator Gojek, jika pelanggan mengalami keadaan darurat seperti pelecehan seksual, perlakuan tidak menyenangkan dari driver, dan sebagainya. Nantinya akan ada tim Unit Darurat Gojek yang dikirim ke lokasi untuk memberikan bantuan.