Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga karet dan ekspor karet di paruh kedua tahun 2018 ini berdampak pada kinerja salah satu perusahaan karet yakni PT Indo Komoditi Korpora Tbk. Melalui anak usahanya PT Sampit International, emiten dengan kode saham INCF ini mengolah dan memperdagangkan karet.
Berdasarkan laporan keuangan INCF kuartal III yang dirilis ke PT Bursa Saham Indonesia Selasa, (30/10), Indo Korpora mencatat penurunan pendapatan sebesar 5,70% menjadi Rp 424,30 miliar dibandingkan periode sama tahun 2017 yang mencapai Rp 449,98 miliar. Penurunan pendapatan ini juga menyeret laba yang diperoleh perusahaan sebesar 6,16% menjadi Rp 5,46 miliar dari periode sama tahun lalu RP 5,82 miliar.
INCF menrinci, penurunan pendapatan berasal dari penjualan SIR 20 yang turun sebesar 4,91% menjadi Rp 415,54 miliar dari periode sama 2017 yang sebesar Rp 437,04 miliar. Penurunan signifikan juga terjadi pada penjualan dry jelutung sebesar 32,3% menjadi Rp 8,75 miliar dari periode sama 2017 yang sebesar Rp 12,94 miliar.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perusahaan juga tercatat turun 3,3% menjadi Rp 377,52 miliar dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 390,73 miliar. Peningkatakan beban pokok tersebut berasal dari persediaan dan pembelian bahan baku awal yang meningkat menjadi Rp 375,03 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 360,53 miliar.
Meski begitu, INCF tercatat melakukan efisiensi di sektor gaji dan upah pekerja. Dimana pada kuartal III 2018 perusahaan menggelontorkan untuk upah dan gaji turun tipis menjadi Rp 11,50 miliar dari periode sebelumnya Rp 11,83 miliar. Demikian juga biaya barang logistik tercatat turun menjadi Rp 4,76 miliar dari sebelumnya Rp 5,06 miliar.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Perusahaan karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mengatakan, ketidakpastian ekonomi global menurunkan permintaan karet di pasar dunia. Alhasil, dia memproyeksikan, tahun ini ekspor karet SIR 20 atau crumb rubber turun 10% dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 2,7 juta ton.
Gapkindo mencatat, ekspor karet Januari-Agustus 2018 turun 6,12% menjadi 2,05 juta ton. Periode sama tahun lalu sebesar 2,18 juta ton.
Nilai ekspor karet turun lebih dalam 24,62% menjadi sekitar US$ 2,96 miliar dari periode sama 2017 yang mencapai US$ 3,92 miliar. "Penurunan ekspor ini hampir setara US$ 1 miliar dan menjadi kekhawatiran industri karet," ujar Moenardji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News