Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Setelah menggandeng infinix, brand asal China, untuk menggunakan jasa perakitan ponselnya, PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) mengaku belum akan menambah prinsipal baru sampai akhir tahun ini. "Belum ada tambahan apa-apa," ungkap Bidin Yusuf, Direktur PTSN kepada KONTAN (29/8).
Itu artinya PTSN masih belum akan melakukan ekspansi pabrik baru. Menurut penuturan Bidin, perseroannya belum akan melakukan aksi korporasi tertentu yang cukup signifikan.
Sedang target sampai akhir tahun nanti, PTSN hanya mematok pertumbuhan pendapatan sama dengan tahun lalu. "Masih flat," ujar Bidin singkat. Asal tahu saja, pendapatan PTSN sampai 2016 tercatat US$ 83 juta.
Berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2017, PTSN meraih pertumbuhan pendapatan 9%, dari US$ 38,8 juta menjadi US$ 42,3 juta. Sedangkan laba bersih meningkat tajam, dari yang semulanya rugi US$ 21 ribu menjadi untung US$ 327 ribu.
Penghasilan utama PTSN berasal dari penjualan kepada prinsipal di luar negeri yang porsinya 86% dari total pendapatan. Meski bisnis ini tumbuh 4,8% menjadi US$ 36,7 juta, namun masih kalah dari segmen perakitan yang tumbuh besar 47% menjadi US$ 5,6 juta.
Kontribusi terbesar masih dipegang oleh ikatan kontrak PTSN dengan Sony Energy Devices Corporation. Brand ponsel asal Jepang ini menyumbang pendapatan PTSN sebesar 51% atau US$ 22 juta.
Jumlah tersebut naik 10% dibandingkan dengan periode semester satu tahuh lalu yang US$ 20 juta. Sementara pesanan terbesar kedua disusul oleh Allied Telesyn International (Asia) Pte. Ltd yang mempunyai porsi 14% dari total pendapatan.
Perusahaan tersebut menyumbang US$ 6,2 juta kepada pendapatan bersih PTSN. Sedangkan pasar domestik tercatat hanya US$ 5,3 juta. Namun jumlah itu meningkat pesat 23% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$ 4,3 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News