Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) telah melaporkan kinerja keuangan periode Januari-September 2023. SSIA tercatat membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3,02 triliun. Angka ini lebih tinggi 22,3% dari semula Rp 2,46 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
Pertumbuhan pendapatan SSIA hingga September lalu, didorong oleh kinerja yang kuat dan berkelanjutan pada sektor perhotelan. Di mana, angkanya bertumbuh 76,7% secara tahunan (YoY). Selain itu, ada juga bisnis properti dan konstruksi yang meningkat masing-masing sebesar 13% YoY.
VP Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman menuturkan, sektor konstruksi masih menjadi penopang utama kinerja SSIA di tahun 2023. Melalui PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), pendapatan unit konstruksi SSIA mencapai Rp 1,99 triliun atau bertumbuh 13,1% dari sebelumnya Rp 1,76 triliun.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, NRCA mencatatkan kontrak baru senilai Rp 2,29 triliun, meningkat 15,1% dari Rp 1,99 triliun yang dicapai hingga kuartal III 2022.
Baca Juga: Hingga Kuartal III, Golden Energy Mines (GEMS) Produksi 31,71 Juta Ton Batubara
Proyek utama yang diperoleh pada kaurtal III 2023 antara lain Plant Package 1 & 2 PT Akebono Brake Astra Indonesia (AAIJ) Karawang, Capital Cove BSD Tangerang, Nava Park BSD Tangerang, Power H2O2 Chemical Karawang, dan PM3 (Brawn Paper) & Warehouse Karawang.
“Selain itu, ada juga BCTMP Main Building Karawang, East Vara BSD Tangerang, RS Dirgahayu Samarinda, Museum Budaya, Sains, & Teknologi Surakarta, Luxury Hotel Labuhan Bajo, Infrastruktur Subang Smartpolitan, dan Ekspansi DP Mall Semarang,” ungkap Erlin, dalam keterangan resmi, Selasa (7/11).
Dari sektor perhotelan, SSIA berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 666,4 miliar atau meningkat 76,7%. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan tingkat hunian portofolio hotel milik SSIA.
Seperti tingkat hunian Gran Melia Jakarta (GMJ) misalnya, tercatat mencapai 51,6% pada kuartal III 2023, naik dari 42,8% pada triwulan III tahun lalu. Sementara itu, tarif rata-rata kamar (ARR) untuk kuartal III sekitar Rp 1,14 juta, naik dari Rp 1,02 juta pada kuartal III 2022.
Kemudian untuk portofolio hotel SSIA di Bali yakni Melia Bali Hotel (MBH), tingkat hunian meningkat menjadi 82,7% pada kuartal III 23. Begitu juga dengan tingkat hunian di Jumana Bali (JBUR) yang tercatat 18,0%, naik dari 14,5% pada triwulan III 2022.
Erlin mengungkap, konferensi ASEAN baru-baru ini di Jakarta juga memiliki dampak yang sangat positif, terutama pada hotel bintang 5.
Baca Juga: Weha Transportasi (WEHA) Optimistis Permintaan Sewa Bus Naik 15% di Akhir Tahun
“Menjelang kuartal keempat tahun 2023, aktivitas terkait MICE diharapkan tetap solid, mencapai puncak pada Oktober dan November, diikuti penurunan pada Desember, bersamaan dengan liburan Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.
Manajemen SSIA juga memerinci kinerja dari unit propertinya. SSIA berhasil mencetak pendapatan properti sebesar Rp 413,8 miliar, meningkat 13% dari semula Rp 366,2 miliar pada posisi yang sama tahun lalu.
Pendapatan unit properti SSIA tersebut, terdiri atas pendapatan dari kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan hunian.
Per kuartal III-2023, laba kotor SSIA meningkat 39,5% YoY menjadi Rp 771,7 miliar. Peningkatan ini terjadi terutama karena naiknya laba kotor sektor perhotelan sebesar 93,8% (Rp 209,8 miliar).
EBITDA SSIA ikut meningkat 51,8% YoY menjadi Rp 339,7 miliar, sebagai hasil dari peningkatan EBITDA sektor perhotelan sebesar 251,9% (Rp 134,9 miliar).
Dari sisi bottom line, SSIA tercatat membukukan kerugian bersih sebesar Rp 23,7 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan posisi pada kuartal III-2022 yang masih mencetak laba hingga Rp 70,8 miliar.
“Dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal III 2022, yang tidak termasuk divestasi bisnis pergudangan SSIA, laba bersih kuartal III 2023 meningkat sekitar 82,7% dari minus Rp 137,0 miliar pada kuartal III 22,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News