kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Toba Bara masih tetap hangat


Senin, 21 Juli 2014 / 10:42 WIB
Pendapatan Toba Bara masih tetap hangat
ILUSTRASI. Kimchi, makanan khas Korea ini ternyata jadi salah satu makanan yang bisa membantu untuk meredakan stres.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meskipun harga jual batubara dari hari ke hari terus menunjukkan gelagat penurunan, PT Toba Bara Sejahtra Tbk menyatakan tidak terlalu khawatir akan berdampak pada merosotnya pendapatan perusahaan. Pasalnya, perusahaan tersebut menerapkan strategi dengan mematok harga jual batubara pada sejumlah pembeli untuk perdagangan batubara sepanjang tahun 2014.

Iwan Sanyoto, Head of Investor Relations Toba Bara Sejahtera, mengatakan, pihaknya optimistis kinerja perusahaannya akan tetap tumbuh meskipun harga batubara terus mengalami penurunan. "Sebanyak 70% dari total volume yang akan kami perdagangkan hingga Desember depan, harganya sudah kami lock (tetapkan), sedangkan 30% sisanya kami pasarkan secara spot atau disimpan," kata dia, akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batubara acuan (HBA) per Juli 2014 mencapai US$ 72,45 per ton, atau turun 1,6% dibandingkan dengan penetapan harga acuan di bualan sebelumnya US$ 73,64 per ton. Bahkan harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata HBA di tahun lalu yakni sebesar US$ 82,92 per ton.

Menurut Iwan, perusahaannya memasang harga jual sesuai dengan patokan harga indeks Newcastle yang berada di kisaran US$ 85 per ton hingga US$ 90 per ton. Dengan begitu, konsumen Toba Bara yang telah terikat kontrak jual beli tidak bisa menurunkan harga meskipun perkembangan pasar sedang merosot.

Cara ini cukup ampuh mempertahankan harga jual sekaligus margin keuntungan bagi Toba Bara. Bahkan, di strategi ini cukup berhasil pada pencapaian kinerja Toba Bara di kuartal pertama, yakni memperoleh pendapatan sebesar US$ 122 juta, atau naik 28,5% dibandingkan pencapaian Kuartal-I 2013 sebesar US$ 94,9 juta.

Iwan menambahkan, pihaknya memilih strategi membuat kontrak harga lantaran melihat perkembangan harga yang terus menurun dalam tiga tahun terakhir. "Namun, lock harga jual pun ada risiko, kalau ada kenaikan harga di indeks Newcastle misalnya menjadi US$ 100 per ton, kami pun tidak bisa menuntut kenaikan harga," kata dia.

Selain membuat penetapan harga jual, Toba Bara Sejahtera juga akan menjaga kinerja dengan meningkatkan volume produksi menjadi 7,2 juta ton sampai 7,8 juta ton dari ketiga anak usahanya yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Indomining, dan PT Trisensa Mineral Utama. Jumlah tersebut meningkat 20% dibandingkan realisasi produksi di tahun sebelumnya sebanyak 6,5 juta ton.

Meskipun optimistis akan meningkat, namun Iwan enggan merinci prediksi pendapatan hingga Desember 2014. Asal tahu saja, pendapatan Toba Bara di tahun 2013 mencapai US$ 421,8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×