Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bisnis restoran tahun ini turut terkena imbas penurunan daya beli. Salah satunya PT Pendekar Bodoh, pengelola jaringan restoran D'Cost.
Sejak awal tahun ini, pengunjung restoran D'Cost telah menyusut. "Padahal, biasanya orang tetap makan dalam kondisi apa pun. Tapi, sekarang, makan di luar (restoran) sudah tidak menjadi prioritas lagi," papar Hari Setiadi, Wakil Presiden Direktur PT Pendekar Bodoh kepada KONTAN, Minggu (29/11).
Efeknya, jumlah pengunjung ke D'Cost tahun ini berkurang bila dibandingkan tahun lalu. Buntutnya bisa ditebak, pendapatan perusahaan ini juga mengempis. Sayang, Hari tidak memerinci besaran jumlah penurunan dari sisi pengunjung maupun dari sisi pendapatan bisnis.
Yang jelas, perusahaan ini tidak tinggal diam menghadapi situasi tersebut. Supaya roda bisnis tetap terjaga, Pendekar Bodoh berencana tidak akan mengerek harga jual makanan ke para konsumen. Padahal biasanya saban tahun, perusahaan ini menaikkan harga makanan. "Tahun depan, kami sedang mempertimbangkan untuk menahan kenaikan harga. Kami ingin hitung ulang dan memastikan harga makanan di restoran kami tetap terjangkau konsumen,” jelas Hari.
Selain itu, perusahaan ini bakal melakukan penghematan, terutama dari sisi operasional. Misalnya, memindahkan karyawan lama ke outlet yang baru.
Manajemen perusahaan ini berharap, dengan langkah bisnis tersebut, pihaknya menargetkan bisa meraup pertumbuhan pendapatan antara 8% sampai 10% di tahun 2016 dibandingkan tahun ini.
Selain itu, D'Cost tidak akan mengurangi jumlah gerai. Sejauh ini, sudah ada 81 gerai D'Cost yang tersebar di 18 kota. Khususnya untuk tahun ini, Pendekar Bodoh sudah menambah 15 gerai anyar D'Cost.
Nah, tahun depan, manajemen perusahaan ini juga terus berupaya menambah jumlah gerai restoran sebanyak 16 gerai. "Kami terus ekspansi gerai sampai tahun depan," kata Hari.
Tahun depan, Pendekar Bodoh mulai menjajaki pasar wilayah Indonesia Tengah dan Timur yang punya potensi. Beberapa kota yang akan dimasuki, antara lain Kupang, Manado, dan Lombok.
Hari mengatakan, untuk membuka satu restoran D’Cost, investasinya mulai dari Rp 600 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News