kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Peneliti: Produksi teh nasional masih bisa ditingkatkan


Senin, 25 Juni 2018 / 20:30 WIB
Peneliti: Produksi teh nasional masih bisa ditingkatkan
ILUSTRASI. PRODUKSI TEH PTPN


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) memperkirakan produksi teh dalam negeri bisa mencapai 140.000 ton.

Rohayati Suprihatini, Peneliti Kebijakan Riset Perkebunan Nusantara (RPN) mengatakan, produksi tersebut masih bisa dicapai dan bisa ditingkatkan ke depannya.

"Produksi tersebut bisa tercapai asalkan dilakukan intensifkasi dengan benih unggul, menerapkan good agriculture practices dan ekstensifikasinya dilakukan. Produktivitas yang rata-rata masih 1 ton per ha, minimal bisa menjadi 2 ton per ha," ujar Rohayati kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).

Meski begitu, Rohayati pun mengatakan upaya peningkatan produktivitas tersebut akan sulit dilakukan bila tidak ada sinergi dari seluruh pihak. Misalnya mulai dari ketersediaan benih, pupuk, modal, hingga penyuluh atau pendampingan bagi petani.

Prihatini menerangkan, saat ini peneliti sudah mampu menghasilkan teknologi baru untuk komoditas teh, namun pendampingan di lapangan masih sangat kurang.

"Untuk menerapkan teknologi baru, butuh perhatian di lapangan, sayangnya fokus sekarang di lapangan, sehingga pendampingan untuk perkebunan sangat kurang. Sementara, inovasi untuk teh ini sangat banyak," ujar Rohayati.

Untuk menerapkan intensifikasi pun dibutuhkan pupuk yang lebih insentif. Sementara, petani masih sangat sulit mendapatkan modal. Akhirnya, petani tidak melakukan intensifikasi untuk kebun tehnya.

Mengingat saat ini kebun teh rakyat sudah banyak yang tua, Rohayati pun mengatakan recovery secara kecil-kecilan bisa dilakukan. Dengan recovery secara kecil-kecilan ini, petani tidak perlu mengganti seluruh tanaman tehnya. Namun, pendampingan pun masih sangat dibutuhkan.

Saat ini, banyak petani teh yang mengonversikan lahannya dari kebun teh ke sayuran. Rohayati mengatakan, setiap tahunnya sekitar 2.000 ha lahan yang dikonversi menjadi tanaman lain. Bahkan, berdasarkan data statistik Ditjen Perkebunan, areal kebun tahun ini diproyeksi hanya 113.808 ha.

Menurut Rohayati saat ini program ekstensifikasi seperti pengembalian lahan teh sudah mulai digalakkan. Apalagi, teh merupakan komoditas yang konservasi lingkungannya sangat bagus. Karena itu, perencanaan wilayah pengembangan lahan teh ini harus tegas dilakukan.

Rohayati berharap, pemerintah menaruh perhatian terhadap komoditas teh. Menurutnya, dana yang dikeluarkan untuk komoditas ini tidak seberapa dibandingkan dengan kehilangan yang didapatkan apabila komoditas teh tidak mendapatkan perhatian yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×