kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerapan AETS tak ganggu target produksi KMTR


Kamis, 07 Desember 2017 / 18:51 WIB
Penerapan AETS tak ganggu target produksi KMTR


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) diakui tidak mengganggu target produksi PT Kirana Megatara (KMTR).

"Target produksi KMTR tahun ini tidak berubah tetap 500.000 ton," ujar Direktur KMTR, Daniel Tirta Kristiadi kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12).

Penerapan AETS diakui Daniel tidak merubah produksi dan penjualan karet. KMTR bilang tidak akan mengalihkan penjualan ke pasar domestik.

AETS adalah mekanisme pengontrolan supply karet oleh 3 negara penghasil Karet (ITRC). Danuel bilang mekanisme ini dilakukan manakala harga karet dalam kondisi tertekan, sehingga diperlukan untuk mengurangi supply karet. Penerapan tersebut diharapkan membuat harga karet akan naik kembali.

Secara alami, Daniel bilang saat ini kondisi pasokan bahan baku karet menurun. Kondisi curah hujan yg tinggi di beberapa wilayah sumber karet menyebabkan turunnya pasokan bahan baku karet.

Meski produksi turun, harga karet pun ikut mengalami penurunan. Daniel bilang harga karet beberapa saat ini ada di bawah 1,5 US¢ per kilogram (kg).

"Harga karet yang turun tentunya akan sangat membuat penghasilan petani karet turun," jelas Daniel.

Implementasi AETS yang telah dilakukan 4 kali oleh ITRC dinilai Daniel cukup efektif mendongkrak harga karet international.

Naiknya harga karet ke depan diharapkan akan kembali meningkatkan penghasilan petani dan juga memberikan insentif kepada petani untuk menyadap pohon karet.

Selain instrumen AETS, produktifitas karet juga perlu ditingkatkan. Tahun ini Daniel bilang KMTR sudah berinisiatif membantu petani dalam peremajaan kebun karet mitra petani.

KMTR akan memberikan bibit dan pupuk untuk peremajaan seluas 500 hektare (ha) di wilayah Sumatra Selatan, Jambi, dan Lampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×