kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbangan Dibatalkan, Maskapai Berpotensi Merugi US$ 1,7 Miliar


Kamis, 22 April 2010 / 15:10 WIB
Penerbangan Dibatalkan, Maskapai Berpotensi Merugi US$ 1,7 Miliar


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. International Air Transport Association (IATA) memperkirakan potensi kehilangan pendapatan yang dialami 230 maskapai anggotanya mencapai US$ 1,7 miliar. Kerugian tersebut disebabkan hilangnya pendapatan selama enam hari akibat larangan terbang ke Eropa.

"Selama tiga hari pertama yaitu 17 April sampai 19 April, kehilangan pendapatan mencapai US$ 400 juta per hari. Kehilangan pendapatan sampai US$ 1,7 miliar hanya berasal dari maskapai saja," kata Giovanni Bisignani, Director General dan CEO IATA.

Menurut Giovanni, krisis tersebut juga berdampak pada merosotnya pendapatan industri aviasi sebesar 29%, dan menunda rencana penerbangan 1,2 juta penumpang per hari.

"Dampaknya lebih dahsyat dibanding kejadian 9/11 saat otoritas penerbangan Amerika Serikat menutup wilayah udaranya selama tiga hari," tandasnya.

Namun, IATA juga mencatat penghematan yang bisa dilakukan maskapai karena pesawatnya tidak terbang. Antara lain menghemat pembelian avtur US$ 110 juta per hari.

“Industri penerbangan dunia diperkirakan masih akan mengalami kerugian US$ 2,8 miliar sepanjang tahun ini. Krisis ini akan mengakibatkan kehancuran yang lebih dalam lagi. Padahal tahun lalu, industri ini sudah mencatat kerugian US$ 9.4 miliar. Sebagian besar maskapai tengah menghadapi kesulitan finansial saat ini," pungkasnya.

Untuk meminimalkan kerugian, IATA meminta sejumlah bandara mitranya untuk memberikan diskon khusus bagi pesawat yang mendarat disana.

"Bandara Heathrow di London dan Bandara Dubai setuju memangkas tarif parkir pesawat dan tidak akan mengutip biaya atas penerbangan pengganti. Bandara lain harusnya mengikuti," tegas Giovanni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×