kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Bulog sebaiknya pertahankan Gendhis Multi Manis


Selasa, 26 Juni 2018 / 21:51 WIB
Pengamat: Bulog sebaiknya pertahankan Gendhis Multi Manis
ILUSTRASI. STOK BERAS BULOG


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog masih mempertimbangkan apakah akan menjual atau mempertahankan salah satu anak usahanya, PT Gendhis Multi Manis (GMM). GMM ini merupakan pabrik gula berbasis tebu.

Pengamat Pertanian Dwi Andreas Santosa menyarankan supaya Bulog mempertahankan anak usahanya ini. Pasalnya pabrik gula ini masih sangat strategis mengingat pabriknya masih terhitung baru dan berpotensi untuk mensejahterakan petani tebu di Blora.

“Menurut saya sebaiknya Bulog mempertahankan PG ini apalagi dari sisi potensi mensejahterakan petani di kawasan Blora cukup besar,” ujar Dwi kepada Kontan.co.id, Selasa (27/6).

Salah satu pertimbangan Bulog untuk melepas anak usahanya ini adalah masalah ketersediaan bahan baku tebunya.

Dwi berpendapat, salah satu cara untuk memastikan pasokan bahan bakunya adalah dengan menjalin hubungan yang baik dengan petani tebu dan mengembangkan pola pemberdayaan tebu di wilayah tersebut.

Sebelum perusahaan ini diakuisisi oleh Bulog, Dwi mengatakan bahwa GMM sempat mengharapkan raw sugar yang diimpor sebagai bahan baku. Lalu, GMM pun sempat menjanjikan beberapa hal untuk petani tebu, namun beberapa janji tersebut tidak terealisasi.

“Karena hal tersebut, banyak petani tebu yang kecewa dan akhirnya memutuskan tidak menanam. Ada pula beberapa petani yang tidak menyerahkan gulanya ke GMM, tetapi ke pabrik gula lain. Karena itu, hubungan antara PG dengan petani harus ditingkatkan lagi,” ujar Dwi.

Permasalahan pabrik gula di Jawa saat ini adalah ketersediaan bahan baku. Pertama dikarenakan banyak petani yang beralih karena dianggap kurang menguntungkan, dan adanya perebutan lahan untuk komoditas lain.

Dwi melihat, kebijakan pemerintah pun berpengaruh terhadap produksi tebu dalam negeri. Bila harga gula ditekan, maka kemungkinan besar petani akan beralih. Hal ini dikarenakan biaya usaha taninya cukup besar.

“Karena itu, saat ini harus fokus untuk mensejahterakan petani tebu. Kalau petani sudah menerima keuntungan atas komoditas ini, maka produksi tebu akan berkelanjutan,” tandas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×