Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi rumah siap huni, dinilai para pelaku industri properti sebagai angin segar, di tengah pandemi.
Hal ini senada dengan pantauan Dani Indra Bhatara, Direktur Coldwell Commercial, yang menyatakan subisidi PPN cukup berdampak pada penjualan properti baik perumahan maupun apartemen.
"Berdasarkan informasi yang ada, karena insentif tersebut konsumen mencari produk-produk yang siap ditransaksikan dan diserahterimakan sebelum bulan agustus 2021 ini, baik untuk end user maupun investor," jelasnya kepada Kontan, Senin (31/5).
Namun demikian, menurutnya DP 0% tidak terlalu berpengaruh, karena saat ini pengembang sudah memiliki cara membayar relatif mudah bagi konsumen, seperti DP cicil hingga subisdi. Ia menilai hal inilah yang memudahkan konsumen dalam membeli properti.
Di sisi lain, Dani masih menilai jika pelaksanaan insentif ini, pihak bank sepertinya belum berani memberikan DP terlalu rendah dan berkisar pada potongan 10% - 15% saja. Dani mencatat, peningkatan penjualan properti ini bisa dirasakan di kawasan Jabodetabek sebab konsumen cukup aktif mencari produk yang menawarkan subsidi.
Baca Juga: Dalam 4 bulan, Initiland (DILD) raih marketing sales Rp 70 miliar dari proyek DUO
"Wilayah Jabodetabek cukup terasa peningkatannya, karena konsumen secara aktif mencari produk yang menawarkan produk yang bersubsidi. Kelas menengah hingga bawah cenderung lebih terdorong oleh insentif ini, walaupun beberapa kelas menengah atas juga ikut terbantu," sambungnya.
Dani menjelaskan, rumah ready stock atau rumah yang sudah hampir selesai dibangun dapat menawarkan subsidi ini. Ini terjadi di rumah kelas menengah hingga menengah atas. Sementara untuk kelas menengah bawah – bawah, sebab mereka mampu mengejar pembangunan agar selesai dalam waktu 3-4 bulan saja. Dengan demikian, pengembang dapat menawarkan produk indent kepada konsumen.
Tak hanya rumah tapak, apartemen yang saat ini sudah ready stock juga terbantu dengan adanya program ini. Segmen menengah hingga menengah atas dengan kisaran harga antara Rp300 juta hingga Rp2 miliar cukup terbantu dan beberapa berhasil menjual lebih banyak unit dibandingkan tahun 2020.
Menariknya, lanjut Dani, program ini tidak hanya membantu proyek yang berhak mendapatkan subsidi, tetapi juga akhirnya ikut mendorong konsumen untuk mencari rumah lainnya dengan harga normal karena terdorong oleh sentimen positif dari program ini.
"Selain itu developer yang tidak berhak mendapatkan subsidi tetap berusaha memberikan promosi yang terbaik seperti diskon 5-10% serta cara pembayaran yang terjangkau. Dengan demikian, hal ini menarik bagi konsumen," tutupnya.
Selanjutnya: Raih penjualan Rp 300 miliar sebulan, Ciputra (CTRA) berharap insentif PPN diteruskan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News