kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: IBC sebaiknya fokus kembangkan baterai listrik


Senin, 13 Desember 2021 / 21:28 WIB
Pengamat: IBC sebaiknya fokus kembangkan baterai listrik
ILUSTRASI. Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Battery Corporation (IBC) dinilai perlu fokus pada pengembangan baterai kendaraan listrik ketimbang mengakuisisi perusahaan asal Jerman, Streetscooter.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan, rencana akuisisi Streetscooter pun agak dipaksakan mengingat pengembangan kendaraan listrik oleh perusahaan Jerman tersebut tak sesuai dengan kebutuhan pasar di Indonesia.

Selain itu, akuisisi ini pun dinilai tak sesuai dengan kebutuhan para pemegang saham.

Fabby menjelaskan, kebutuhan kendaraan listrik untuk pasar Indonesia yakni jenis kendaraan penumpang. Sementara streetscooter memproduksi kendaraan listrik untuk logistik.

Baca Juga: Ekosistem kendaraan listrik masih bolong, Erick Thohir ajak swasta bergabung

"Upaya akuisisi ini sedikit dipaksakan, tidak sesuai dengan kebutuhan IBC, tidak sesuai dengan kebutuhan konsorsium IBC baik Pertamina, PLN, Antam, dll. Jadi menurut saya itu aneh betul," kata Fabby kepada Kontan, Senin (13/12).

Fabby melanjutkan, IBC sebaiknya berfokus pada pengembangan baterai listrik apalagi ke depannya bahan baku cobalt dan nikel dinilai akan menjadi komoditas yang cukup kompetitif penggunaannya.

Pengembangan baterai listrik, selain untuk mendorong efektivitas energi, diharapkan juga dapat menciptakan harga yang lebih kompetitif.

Fabby melanjutkan, jika IBC mengakuisisi Streetscooter maka ada tantangan untuk bisa menciptakan produk yang memiliki skala keekonomian mengingat persaingan produsen kendaraan listrik saat ini cukup tinggi.

Baca Juga: IBC akan akuisisi perusahaan mobil listrik Jerman, Aneka Tambang (ANTM) tunggu kajian

Fabby melanjutkan, IBC dapat memperkuat riset dan pengembangan baterai kendaraan listrik dengan menggandeng perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki pengalaman di bidang tersebut.

Selain itu, ketimbang akuisisi, Fabby menilai IBC dapat menempuh opsi untuk menjalin kerjasama strategis dengan produsen mobil listrik yang mumpuni dan sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia.

Tak hanya mengincar kerja sama dengan perusahaan yang mumpuni, dengan dukungan pemerintah maka upaya pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri bisa tercapai. "Supaya target 2 juta mobil di 2030 itu bisa tercapai," pungkas Fabby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×