kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengamat: Industri kesehatan belum siap hadapi lonjakan kasus Covid-19


Rabu, 14 Juli 2021 / 19:47 WIB
Pengamat: Industri kesehatan belum siap hadapi lonjakan kasus Covid-19
ILUSTRASI. Petugas medis melakukan pemeriksaan terhadap pasien COVID-19 di selasar Ruang IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/hp.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 yang kian menggunung menimbulkan pertanyaan tersendiri terkait kualitas industri kesehatan Indonesia. Pengamat Kebijakan Publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, industri kesehatan Indonesia tampak belum siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. 

Ditambah lagi, pemerintah juga tampak gagap dan bingung dengan implementasi kebijakannya sendiri terkait penanganan Covid-19. “Adanya kenaikan Covid-19 justru membuka persoalan industri kesehatan Indonesia dari hulu ke hilir,” ujar dia, Rabu (14/7).

Dari sisi infrastruktur, industri kesehatan Indonesia masih menunjukkan beberapa kelemahan. Salah satu yang paling menonjol adalah masih banyaknya alat-alat kesehatan dan obat-obatan yang diimpor dari luar negeri. Kemampuan produksi industri kesehatan di dalam negeri sejauh ini belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Baca Juga: Kegiatan dunia usaha diprediksi akan melambat di kuartal III 2021

Jumlah tenaga kesehatan (nakes) dan dokter profesional di Indonesia juga masih dinilai belum cukup untuk menangani situasi pandemi yang memburuk. Apalagi, sudah menjadi fakta bahwa tidak sedikit nakes dan dokter yang ikut tertular Covid-19 bahkan gugur selama pandemi berlangsung.

Trubus menilai, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk memperkuat industri kesehatan, termasuk dalam hal ini adalah meningkatkan jumlah anggaran belanja untuk sektor kesehatan. Indonesia perlu memiliki lebih banyak industri-industri penunjang kesehatan yang kompetitif untuk mensuplai kebutuhan alat kesehatan maupun obat-obatan di dalam negeri.

“Kalau ada pengusaha yang tidak tertarik dengan industri kesehatan, maka pemerintah harus bikin mereka mau dengan memberi stimulus agar industri ini tumbuh,” ungkap dia.

Selain itu, tata kelola industri kesehatan Indonesia juga harus diperbaiki dengan lebih transparan dan akuntabel.

Baca Juga: PPKM darurat bakal tekan kegiatan dunia usaha di kuartal III-2021

Tak kalah penting, pemerintah juga harus memperhatikan kualitas lembaga-lembaga riset kesehatan di Indonesia. Mereka harus didukung dan diprioritaskan dengan pemberian stimulus yang layak. Sebab, kualitas riset di bidang kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor tersebut.

“Lembaga-lembaga riset ini harus didukung karena di sinilah wadah bagi para ilmuwan dan profesional bidang kesehatan bisa berkembang,” pungkas dia.

Selanjutnya: BI: Kinerja manufaktur kuartal II-2021 meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×