Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niatan Shell untuk hengkang dari proyek Masela dinilai bakal menemui sejumlah tantangan yang tidak akan mudah.
Praktisi Hulu Migas Tumbur Parlindungan mengungkapkan, calon pengganti Shell tentunya harus merupakan perusahaan migas jumbo pasalnya dibutuhkan capital expenditure (capex) yang tidak sedikit demi melanjutkan proyek tersebut.
"Gak mungkin perusahaan kecil karena tidak punya capex," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat (24/7). Dia pun melanjutkan, calon pengganti Shell juga tentunya merupakan perusahaan migas yang memiliki portfolio bisnis LNG.
Baca Juga: Usai Shell cabut dari Masela, kini Chevron kirim sinyal hengkang dari Blok IDD
Menurutnya, saat ini hanya tinggal British Petroleum (BP) yang merupakan perusahaan migas jumbo pemilik portfolio LNG yang masih beroperasi di Indonesia.
Ia juga memprediksi pengganti Shell mungkin saja datang dari India maupun Tiongkok.
Dengan nilai investasi proyek Masela yang mencapai US$ 20 miliar, Tumbur mengungkapkan investasi ketika proyek berjalan bahkan bisa mencapai kisaran US$ 2 miliar hingga US$ 5 miliar per tahunnya.
Jika Masela beroperasi dan lewat multiplier effect, maka kehadiran Masela bahkan bisa berkontribusi hingga 60% pada perekonomian tanah air.
Ia melanjutkan, pasar LNG Amerika Serikat cenderung lebih menarik saat ini. Hal itu membuat upaya mencari pengganti Shell bukan perkara mudah.
"Yang super major company akan ngambil LNG di AS, mungkin gak kompetitif lagi harga LNG Masela," pungkas Tumbur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News