kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Kemandirian energi mampu menekan impor migas


Rabu, 14 Oktober 2020 / 18:13 WIB
Pengamat: Kemandirian energi mampu menekan impor migas
ILUSTRASI. Suasana kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Moch Asim/NZ


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA-PT Pertamina (Persero) diminta untuk tetap melanjutkan proyek pembangunan pabrik olefin dan aromatik di kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur. Pasalnya, proyek ini dinilai bisa mendorong perekonomian Indonesia, terutama di sektor minyak dan gas bumi (migas). 

Agung Hadi Wibowo, pengamat energi berpendapat, jika kilang TPPI itu sudah beroperasi, maka akan memberikan dampak positif yang sangat besar untuk menekan impor migas nasional. Bukan cuma itu, proyek ini dinilai akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. 

Efek ganda akan dirasakan masyarakat, mulai dari pembangunan hingga beroperasinya kilang minyak. Jika kilang sudah beroperasi, maka akan terbuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, akan terbuka peluang usaha bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan para tenaga kerja. 

Intinya, kata Agung, proyek pembangunan pabrik petrokimia TPPI bisa menciptakan kemandirian energi bangsa. Oleh karena itu, proyek tersebut harus didukung semua pihak. Tak terkecuali jajaran Komisaris Pertamina, selaku induk PT TPPI. "Pertamina harus melanjutkan tender kilang TPPI, karena ini bisa menjadi jati diri bangsa," kata Agung dalam keterangan resminya, Rabu (14/10).

Agung pun menyesalkan adanya hambatan terakit kebijakan yang dikeluarkan oleh Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang membentuk satuan tugas (satgas) investasi proyek TPPI. Padahal, sesuai intruksi Presiden Jokowi, proyek kilang TPPI di Tuban harus segera rampung dalam kurun waktu 3 tahun guna menekan impor migas.

Apalagi, tender proyek ini telah dilaksanakan secara bersih dan transparan dan dengan pendampingan dari Tim Jamintel, Bareskrim POLRI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan juga berkonsultasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sehingga Governance-nya sangat terjaga dengan baik.

Proses seleksi ketat

Dukungan yang sama juga disampaikan oleh manajemen Kellogg Brown & Root (KBR), perusahaan yang bergerak dibidang technology and engineering solution asal Amerika Serikat (AS). Berkantor pusat di Houston, Texas, Amerika Serikat, KBR memiliki lebih dari 37.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. 

Dengan revenue hampir mencapai USD 5 miliar pada 2018, KBR tercatat sebagai perusahaan engineering design terbesar ketiga dalam Top 500 Design Firms versi ENR.com. KBR menjadi olefin licensor yang mendukung dua Konsorsium Kontraktor EPC pada Tender Pertamina, TPPI Olefin Complex Development. 

Dalam tender ini, dua dari empat konsorsium EPC dipilih Pertamina untuk mengerjakan dual FEED competition, melalui proses seleksi ketat. Dari dua Konsorsium yang terpilih, salah satu diantaranya adalah Konsorsium yang menggunakan teknologi KBR untuk dipakai pada proses olefinnya.

Sejauh proses tender yang telah ditempuh, KBR melihat bahwa proses tender yang dilakukan Pertamina kali ini adalah proses yang komprehensif, professional dan amat transparan.

Selama lebih dari enam bulan proses seleksi terhadap empat peserta tender, Pertamina menerapkan komunikasi yang baik terhadap seluruh peserta. Yaitu, selalu meminta konsensus dan persetujuan seluruh peserta pada setiap keputusan penting pada tender. 

KBR melihat keterlibatan wakil dari kepolisian dan kejaksaan pada setiap meeting untuk memastikan bahwa setiap langkah pada tender tetap mengikuti aturan yang berlaku. KBR melihat bahwa proses dan metode tender seperti ini dapat dijadikan contoh dan model oleh banyak perusahaan milik negara yang lain di seluruh dunia untuk memastikan bidding fairness and transparency.

KBR menilai proyek TPPI Olefin ini amat strategis bagi Indonesia. Sebab, dari produk olefin dan polyolefins yang dihasilkan nantinya, negara akan dapat mengurangi impor biji plastik yang saat ini telah mencapai lebih dari US$ 1 billion per tahun atau lebih dari Rp 14 triliun.

Selanjutnya: SKK Migas: Hingga September, investasi hulu migas capai 63,33% dari target

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×