kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat kritisi rencana ekspor bawang merah


Sabtu, 11 Februari 2017 / 15:19 WIB
Pengamat kritisi rencana ekspor bawang merah


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan jika tahun ini Pemerintah berencana mengefisiensikan bawang merah ke negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.

Kementerian Pertanian (Kemtan) sudah membangun lumbung bawang merah di beberapa wilayah seperti Solok, Sumatera Barat. "Lumbung bawang merah di Solok luasnya sekitar 10.000 hektare (ha). Yang sudah ditanami sekitar 5.000 ha," ujar Amran.

Rencana ekspor ini juga dibenarkan oleh Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayuran Ditjen Hortikultura, Kemtan, Yanuardi. "Kami siapkan produksi bawang merah yang baik agar bisa ekspor lagi tahun ini," tuturnya.

Ia mengatakan jika ekspor bawang merah sudah berjalan sejak 2015 dan 2016. Data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor bawang merah tahun 2015 mencapai 8.233 ton.

Amran sendiri menargetkan ekspor bawang merah lebih dari 8.000 ton di tahun 2016. Jika ekspor bawang merah terealisasi pada tahun ini, Kemtan sendiri belum bisa memastikan berapa jumlah yang akan diekspor ke kedua negara tersebut.

"Untuk besaran ekspor, kita lihat nanti. Saat ini yang terpenting, kita dorong Bulog dan PPI bergerak cepat menyerap produksi petani," katanya.

Di sisi lain, Khudori, pengamat pertanian menjelaskan jika langkah ekspor Pemerintah dinilai terlalu terburu-buru. "Sebenarnya ekspor tidak masalah, asalkan dilihat dulu. Pastikan pasokan dalam negeri aman," tuturnya.

Pasalnya, ada beberapa sentra bawang, seperti sentra bawang di Cirebon yang baru-baru ini mengalami gagal panen. Gagal panen ini menyebabkan produksi bawang merah otomatis menurun.

Tak hanya gagal panen, persoalan yang kerap menimpa petani bawang merah adalah harga komoditas yang kerap anjlok. Menurut data Kemtan, harga bawang merah di tingkat petani per 30 Januari 2017 sekitar Rp 10.000 per kilogram (kg).

"Selain harus memastikan bahwa pasokan dan cadangan dalam negeri aman. Pemerintah sebaiknya juga membereskan terlebih dulu persoalan di dalam negeri, seperti jatuhnya harga ini. Jika semua persoalan sudah bisa diatasi, barulah menjalankan ekspor," jelas Khudori.

Menurut Khudori, jatuhnya harga bawang merah di tingkat petani ini salah satunya disebabkan oleh rantai distribusi yang terlalu panjang. "Meski di tingkat petani anjlok. Sampai ke konsumen harganya juga biasa saja, tidak ada penurunan signifikan. Karena margin keuntungan do tiap rantai terlalu besar," ungkapnya.

Jika Pemerintah bisa memangkas rantai distribusi ini, maka persoalan stabilitas harga bawang mungkin dapat diatasi. Di samping membuat regulasi tentang penetapan harga minimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×