Sumber: Warta Kota | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi Yustinus Prastowo menilai, e-commerce di Indonesia memasuki revolusi e-commerce 4.0 tidak akan mematikan toko offline.
"Tidak benar e-commerce 4.0 akan meniadakan offline, tapi integrasi," kata Yustinus saat diskusi bersama Ipsos Indonesia mengenai riset E-commerce 4.0 What's Next, Selasa (19/2).
Sebenarnya, e-commerce di Indonesia terus berkembang sejak pertama kemunculannya.
Lembaga riset Ipsos Indonesia mencatat platform e-commerce di Indonesia sudah ada pada era 1990-an.
Menurut catatan mereka, salah satu pelopor pada e-commerce 1.0 tersebut adalah Indonet.
Akan tetapi, platform mereka berbeda dengan e-commerce yang sekarang ada.
E-commerce pada waktu itu berupa katalog elektronik berupa harga dan deskripsi produk. Pemain lainnya, Bhinneka muncul pada era berikutnya E-commerce 2.0.
Karakteristik e-commerce pada zaman ini berbeda dengan generasi sebelumnya. Kemudian e-commerce menjadi kanal resmi untuk mendatangkan pendapatan bagi perusahaan.
Perkembangan pesat e-commerce selama lima tahun terakhir akhirnya menghadirkan e-commerce 3.0, berupa platform marketplace dan terpisah dari perusahaan induk.
Banyak e-commerce menggandeng banyak pihak untuk masuk ke platform mereka. Memasuki era e-commerce 4.0, banyak kekhawatiran e-commerce akan menggantikan toko fisik melihat situasi saat ini.
Padahal menurut Yustinus anggapan tersebut merupakan persepsi salah paham. "E-commerce 4.0 itu kolaborasi," kata Yustinus seperti dilansir Antaranews.com.
Kolaborasi antara toko online dengan toko offline dikenal dengan istilah online to offline atau O2O.
Misalnya berbelanja melalui platform online kemudian mengambil barang langsung di toko fisik terdekat.
Kolaborasi O2O, kata Yustinus, akan menciptakan lapangan pekerjaan baru karena sistem ini membutuhkan gerai fisik atau gudang (warehouse).
CEO Blibli.com menyatakan sejak beberapa waktu belakangan mereka menggarap sektor O2O sebagai salah satu kanal penjualan.
"Tujuan kami bukan mematikan toko, online ini menjadi salah satu kanal," kata Kusumo.
Konsumen yang datang langsung ke toko yang bekerja sama dengan Blibli dapat merasakan semua fasilitas online, misalnya program cicilan.
Karakter konsumen Indonesia
Riset dari lembaga Ipsos Indonesia menunjukkan perilaku konsumen Indonesia. Hasil riset itu menunjukkan karakter konsumen Indonesia menyukai membayar metode konvensional saat berbelanja online.
Berdasarkan riset mengenai karakteristik konsumen Indonesia memperlihatkan pembayaran melalui transfer bank masih menjadi favorit para konsumen e-commerce di Indonesia, jumlahnya mencapai 26 %.
"Masih konservatif untuk urusan uang," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, saat paparan riset E-commerce 4.0 What's Next.
Sebanyak 15 % pembayaran memanfaatkan kanal pembayaran yang disediakan oleh e-commerce, misalnya membayar secara tunai di minimarket.
Baru 19 % konsumen e-commerce yang menggunakan metode pembayaran online, misalnya dompet digital.
Ipsos Indonesia, seperti dilansir Antaranews.com, juga mengadakan survei mengenai perilaku berbelanja online, hasilnya hanya 15 % konsumen yang tidak memiliki preferensi e-commerce dan barang yang ingin dibeli, mereka hanya melihat-lihat produk.
Sebanyak 34 % responden mengaku sudah tahu akan berbelanja di e-commerce mana. Namun mereka hanya window shopping dan belum menentukan apa yang ingin dibeli.
Sebanyak 24 % sudah tahu barang apa yang ingin mereka beli, namun belum memutuskan akan berbelanja di platform mana.
Kategori barang paling diminati di e-commerce di Indonesia masih diduduki oleh fesyen dan baju olah raga (64 %), produk elektronik (38 %), dan gawai (37 %).
Kategori lain yang diminati antara lain pembayaran tagihan, kosmetik, makanan dan minuman, kebutuhan sehari-hari, perawatan tubuh dan susu untuk anak-anak.
Untuk pengiriman barang, 62 % memilih pengiriman reguler melalui kurir perusahaan logistik, sementara 29 % menyukai pengiriman ekspres.
Inovasi di bidang teknologi yang dibuat penyedia aplikasi transportasi juga menjadi pilihan para konsumen, 5 % memilih pengiriman di hari yang sama dan 4 % memilih pengiriman instan dengan Go-Send dan GrabExpress. (Aloysius Sunu D)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pengamat: E-commerce Tidak Menggerus Toko Offline, Tetapi Integrasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News