Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Minat pebisnis yang terjun ke pusat logistik berikat (PLB) semakin besar. Para pemain yang sudah mendapatkan izin lisensi PLB berkeinginan memperbesar ekspansi bisnis di pusat logistik tersebut.
Salah satunya lini bisnis PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), yakni PT Gerbang Teknologi Cikarang, pengelola Cikarang Dry Port.
Menurut Benny Woenardi, Direktur PT Gerbang Teknologi Cikarang, pengelola PBL Cikarang Dry Port, pada tahun ini pihaknya bakal memperbesar kegiatan ekspor impor di pelabuhan darat. Apalagi pusat logistik berikat kelolaan perusahaan ini sudah berfungsi tahun lalu. Sementara tahun lalu, pertumbuhan volume barang di pelabuhan tersebut mencapai 29% dari 2015.
Sayang, terkait target tahun ini, Benny tidak merinci. "Target pertumbuhan tahun ini berasal dari sisi ekspor, pusat logistik berikat dan distribusi berbasis kereta (multimoda) dari berbagai sektor industri," ujar Benny kepada KONTAN, Senin (6/2).
Asal tahu saja, Cikarang Dry Port memiliki PLB untuk komoditas kapas. Nah, ada upaya dari manajemen perusahaan ini untuk mengakomodir PLB bagi komoditas yang lainnya. Sayang, Benny tidak merinci identitas dari komoditas tersebut. Tapi, tambahan komoditas ini diharapkan bisa terealisasi pada triwulan pertama tahun ini.
Untuk mendukung ekspansi bisnis ini, pihaknya sudah menyediakan gudang anyar seluas 10.0000 m² yang sudah kelar dibangun. "Gudang ini bakal segara kami operasikan," kata dia, tanpa merinci waktu tepatnya.
Ekspansi ke TOD
Pemain logistik lain, PT Kamadjaja Logistics, baru saja mengoperasikan lokasi khusus PLB di Surabaya. Di kota tersebut, Kamadjaja membuka PLB dengan luas 5.000 m² yang siap beroperasi pada tahun ini. "Syarat utama harus satu hektare, tapi kalau cabang boleh di bawahnya," ujar Ivy Kamadjaja, Deputi Chief Executice Officer PT Kamadjaja Logistics kepada KONTAN, Senin (6/2).
Dalam catatan KONTAN, Kamadjaja Logistics memiliki pusat PLB di Cibitung dengan luas mencapai 180.000 m2. Selain itu, perusahaan juga mengoptimalkan PLB di lokasi lain di luar Jawa, yakni di Medan. "Untuk wilayah lain, kami masih melihat-melihat dulu potensinya," katanya.
Dia menyatakan, sudah seharusnya, PLB tidak hanya terfokus di Pulau Jawa saja. Sejatinya, pihaknya membidik Indonesia Timur tapi sejauh ini masih mempertimbangkan potensi bisnisnya. Terutama dari sisi biaya.
Yang jelas, pihaknya masih terus mempelajari bisnis PLB tersebut. "PLB ini juga sejatinya, bisnis model yang baru bagi pemain logistik," katanya tanpa merinci target yang dipatok tahun ini.
Sementara itu PT Lookman Djaja juga mengembangkan kawasan terintegrasi seluas 20 hektare di atas lahan 35 hektare di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Meski siap didaftarkan sebagai kawasan pergudangan, pihaknya juga membangun strategi lain dalam menciptakan arus logistik yang efektif.
Kyatmaja Lookman, Chief Executive Officer PT Lookman Djaja, menyatakan, selain di pusat logistik berikat pihaknya saat ini fokus membangun transit oriented development (TOD).
Saat ini Lookman Djaja akan memanfaatkan jaringan kereta api dalam memperluas bisnisnya. "Saat ini kami sedang memilih-milih lokasi untuk TOD," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News