Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang properti musti semakin berhati-hati untuk melakukan ekspansi properti di kota besar. Terlebih jika proyek yang akan dipasarkan dalam bentuk apartemen.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, kondisi ekonomi global bisa menjadi faktor penurunan penyerapan apartemen di Jakarta. Karena, negara seperti Indonesia sangat bergantung pada dua negara yang melakukan perang dagang yakni Amerika Serikat dan China untuk ekspor komoditas.
Baca Juga: MKPI optimistis pasar komersial dan office area masih positif
Jika target ekspor Indonesia itu juga mengalami ketidakpastian, maka dipastikan aktivitas ekspor juga terhambat. Akibatnya, industri dalam negeri mengalami perlambatan juga. “Diperkirakan serapan apartemen turun 2% menjadi sekitar 85% dari sebelumnya 87%,” kata Ferry pada Rabu (9/10).
Berdasarkan data Colliers International Indonesia, terdapat tambahan pasokan apartemen di Jakarta 3.255 unit pada kuartal III 2019. Jumlah itu naik 65% dibanding kuartal II 2019 sebesar 1.972 unit.
Total unit apartemen di kuartal III 2019 juga naik 7,3% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 209.286 unit. Sejauh ini tingkat serapannya menurut Ferry bakal stagnan di angka 87% sampai akhir tahun atau sekitar 177.894 unit.
Melihat hal itu, Ferry mengatakan agar untuk segmen residensial khususnya apartemen, pengembang disarankan menargetkan segmen end-user. Menurutnya, segmen end-user yang langsung menghuni begitu serah terima, bisa meningkatkan harga unit. Semakin ramai, maka harganya semakin progresif.
Baca Juga: ICON optimistis target pertumbuhan tahun ini tercapai
Kendati demikian, Ferry sadar, bahwa segmen end-user memiliki tantangan tersendiri. Sebab, untuk segmen tersebut, porsi terbesar berasal dari kalangan menengah dan bawah. Karenanya, jurus-jurus pengembang baik dari segi pembayaran maupun desain setiap unit juga menjadi perlu diperhatikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News