Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
Berdasarkan hitung-hitungan REI, kebutuhan rumah MBR di 2020 sebanyak 260.000 unit dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 29 triliun. Sementara, anggaran Rp 11 triliun dalam APBN 2020 setara dengan 97.700 unit. Sehingga, dengan anggaran yang ada, maka setidaknya dibutuhkan anggaran tambahan sebesar Rp 18 triliun.
Senada dengan Totok, Plt. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Properti, Setyo Maharso pun menyebut, kuota FLPP ini tergolong kecil dibandingkan realisasi pembangunan perumahan bersubsidi di tahun sebelumnya.
Pasalnya, di tahun 2019 dan 2018, realisasi pembangunan perumahan bersubsidi mencapai 283.000 unit. Menurutnya, kuota di tahun ini harus lebih tinggi dari angkat tersebut. "Minimal 300.000 unit," katanya.
Baca Juga: Masih Menunggu PP Pembentukannya, BP Tapera Ditarget Beroperasi Pada 2021
Lebih lanjut, Setyo membeberkan, bila kuota FLPP ini habis dan tidak tidak ditambah, maka ini akan membuat MBR sulit mendapatkan rumah yang terjangkau dan target pemerintah dalam mewujudkan Program Sejuta Rumah (PSR).
Tak hanya itu, menurutnya habisnya kuota FLPP di April ini akan mempengaruhi keberlangsungan industri properti dan industri ikutan, dimana terdapat 174 industri ikutan yang terkait dalam lingkaran industri properti yang dinilai sebagai salah satu sektor yang mampu menggerakkan perekonomian nasional secara masif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News