kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang perkirakan kuota FLPP untuk tahun 2020 akan habis di bulan April


Kamis, 23 Januari 2020 / 15:25 WIB
Pengembang perkirakan kuota FLPP untuk tahun 2020 akan habis di bulan April
ILUSTRASI. Pengembang perkirakan anggaran untuk program FLPP tahun 2020 akan habis di bulan April. KONTAN/Baihaki/19/1/2020


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran untuk program dana bantuan pembiayaan perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2020 diperkirakan akan habis pada April.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menganggarkan dana FLPP tahun ini sebesar Rp 11 triliun untuk pembiayaan sekitar 102.500 unit rumah.

Baca Juga: Bank BTN (BBTN) Menargetkan Laba Bersih Rp 3 Triliun Tahun Ini

Pengembang menyebut, anggaran yang diberikan tersebut masih kurang mengingat kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun ini bisa mencapai 300.000 unit.

Dari anggaran 11 triliun, anggaran untuk FLPP yang bisa direalisasikan tahun ini tinggal Rp 9 triliun, karena sudah direalisasikan di tahun sebelumnya sebesar Rp 2 triliun.

"Tahun ini semua sudah sepakat bahwa April itu habis, karena kuota yang tersisa hanya 86.000 unit. Bahkan di beberapa perumahan developer itu hanya mendapat jatah 3 unit untuk direalisasikan," ujar Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida, Kamis (23/1).

Baca Juga: Bidik pertumbuhan kredit 10%, Bank BTN kejar penyaluran KPR untuk 230.000 unit

Berdasarkan hitung-hitungan REI, kebutuhan rumah MBR di 2020 sebanyak 260.000 unit dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 29 triliun. Sementara, anggaran Rp 11 triliun dalam APBN 2020 setara dengan 97.700 unit. Sehingga, dengan anggaran yang ada, maka setidaknya dibutuhkan anggaran tambahan  sebesar Rp 18 triliun.

Senada dengan Totok, Plt. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Properti, Setyo Maharso pun menyebut, kuota FLPP ini tergolong kecil dibandingkan realisasi pembangunan perumahan bersubsidi di tahun sebelumnya.

Pasalnya, di tahun 2019 dan 2018, realisasi pembangunan perumahan bersubsidi mencapai 283.000 unit. Menurutnya, kuota di tahun ini harus lebih tinggi dari angkat tersebut. "Minimal 300.000 unit," katanya.

Baca Juga: Masih Menunggu PP Pembentukannya, BP Tapera Ditarget Beroperasi Pada 2021

Lebih lanjut, Setyo membeberkan, bila kuota FLPP ini habis dan tidak tidak ditambah, maka ini akan membuat MBR sulit mendapatkan rumah yang terjangkau dan target pemerintah dalam mewujudkan Program Sejuta Rumah (PSR).

Tak hanya itu, menurutnya habisnya kuota FLPP di April ini akan mempengaruhi keberlangsungan industri properti dan industri ikutan, dimana terdapat 174 industri ikutan yang terkait dalam lingkaran industri properti yang dinilai sebagai salah satu sektor yang mampu menggerakkan perekonomian nasional secara masif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×