kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan kawasan industri luar Jawa baru sulit terealisasi


Jumat, 05 Juli 2019 / 20:01 WIB
Pengembangan kawasan industri luar Jawa baru sulit terealisasi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mengakselerasi pembangunan kawasan industri di luar Jawa dengan tujuan dapat mendorong pemerataan infrastruktur dan ekonomi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2019, ditargetkan sebanyak 18 kawasan industri di luar Jawa sudah dapat beroperasi, yang di antaranya saat ini 8 kawasan industri dalam tahap konstruksi dan 10 masih tahap perencanaan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, terdapat 23 kawasan industri yang ditetapkan sebagai PSN. Sebanyak 18 kawasan industri yang tengah dikebut pembangunannya sehingga diharapkan bisa selesai pada tahun 2019, yaitu di Lhoukseumawe, Ladong, Medan, Tanjung Buton, Landak, Maloy, Tanah Kuning, dan Bitung. Kedelapan kawasan industri ini yang sedang tahap konstruksi.

Sementara itu, 10 kawasan industri yang masih tahap perencanaan adalah di Kuala Tanjung, Kemingking, Tanjung Api-api, Gandus, Tanjung Jabung, Tanggamus, Batulicin, Jorong, Buli dan Teluk Bintuni.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar menjelaskan pihaknya sudah mengevaluasi secara singkat mengenai kondisi pengembangan kondisi semester I-2019. Hasil yang terlihat diprediksi masih belum bisa tercapai. "Masih banyak daerah yang masih masalah dalam pertanahan dan perijinan kawasan," kata Haris saat dihubungi oleh KONTAN, Jumat (5/7).

Oleh karena itu dari target tersebut pihaknya berencana akan merevisi target. Namun untuk saat ini ada beberapa lokasi masih diupayakan penyelesaian dalam tahap konstruksi sampai akhir tahun 2019. Sayangnya belum dibeberkan lokasi yang mana akan selesai maupun yang akan tertunda.

Haris menjelaskan investasi baru seperti Hyundai dan juga Toyota masih akan berada di Jawa. Hal ini karena secara infrastruktur investor melihat lebih siap. Baik konektivitas secara fisik seperti pelabuhan dan jalan tol. Maupun yang non fisik seperti konektivitas jaringan internet 5G.

"Mereka Hyundai dan Toyota juga melihat kesiapan bahan baku komponen kendaraan otomotif misalnya masih banyak ada di Jawa," jelasnya.

Haris menambahkan kawasan industri di Jawa akan difokuskan pada pengembangan jenis industri tertentu, sedangkan pengembangan kawasan industri baru di luar Jawa diarahkan pada industri berbasis sumber daya alam dan pengolahan mineral.

"Contohnya di Morowali jumlah okupansi disana sudah hampir penuh dan produksi hilirisasi terhadap nickel ore menjadi stainless steel sudah berjalan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×