kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengembangan logam tanah jarang masih di tahap awal, begini prospek dan tantangannya


Minggu, 19 Juli 2020 / 16:41 WIB
Pengembangan logam tanah jarang masih di tahap awal, begini prospek dan tantangannya
ILUSTRASI. Logam Tanah Jarang (LTJ) alias Rare Earth Element (REE) menjadi sorotan publik tanah air. REUTERS/Yuriko Nakao/File Photo/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Namun menurut Budi, PT Timah Tbk. merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang diketahui sedang melakukan kajian dan mendapatkan mandat dari pemerintah untuk terjun dalam bisnis pengembangan LTJ dari hulu hingga hilirnya.

Sebab, hingga saat ini LTJ dalam ikutan timah dinilai paling memungkinkan untuk dikembangkan. Merujuk yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak, ada tiga sumber potensi LTJ yang telah diidentifikasi.

Pertama, dari pertambangan timah yang menghasilkan monasit (La, Ce, Nd, dll.). Kedua, dari tambang bauksit yang menghasilkan Yttrium (Y). Ketiga, dari nikel yang masih dalam kajian memiliki potensi Scandium (Sc).

Menurut Budi, jenis yang pertama paling memungkinkan untuk dikembangkan dan sudah banyak studi yang tersedia. "Sementara yang kedua dan ketiga relatif baru dan kemungkinan keekonomisannya masih tantangan," sebut Budi.

Dia pun mengungkapkan, masing-masing unsur dari LTJ ini memiliki potensi industri tersendiri. Misalnya, Scandium sebagai bahan komponen pesawat luar angkasa dan untuk industri perminyakan. Yttrium untuk pembuatan lampu LED, Lanthanum sebagai katalis dan unsur aditif di industri kaca, sedangkan Neodymium merupakan komponen penting dalam Electric Vehicle.

Baca Juga: Pendapatan naik tapi rugi, ini rekomendasi saham PT Timah (TINS)

Budi menilai, kajian lebih mendalam terkait pengembangan dan pemanfaatan LTJ ini masih perlu diakselerasi. Termasuk melalui penugasan kepada holding pertambangan BUMN, MIND ID atau PT Timah, bersama dengan Batan dan tekMIRA. Saat ini, pemerintah memang telah menyusun roadmap tentang LTJ. Namun, hal itu masih harus disempurnakan.

"Ada beberapa hal yang bisa dilengkapi misalnya inventarisasi sumberdaya dan cadangan secara lebih baik mengacu pada standar industri profesional. Penekanan pada pengembangan industri hilirnya yang hendaknya sampai pada end product atau user-nya dan itu disesuaikan dengan ketersediaan jenis REE yang secara ekonomis ada di Indonesia," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×