Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bisnis pembangkit listrik tenaga air skala kecil (mikro hydro) masih diminati oleh swasta. Terbukti PT PLN (Persero) menerima banyak permintaan untuk membangun pembangkit listrik mikro hydro (PLTMH).
"Proposal yang sudah masuk ke PLN itu sekitar 600 megawatt (mw) tersebar di 200 lokasi," ujar Kepala Divisi Energi baru dan Terbarukan PLN, Mochmad Sofyan, Kamis (14/4).
Sofyan menjelaskan, pembangkit listrik mikro hydro yang sudah memiliki kontrak saat ini sebesar 260 mw. Sedangkan pembangkit yang baru beroperasi kapasitasnya masih kecil yakni sekitar 60 mw. "Yang sedang konstruksi ada sekitar 150 mw. Ini untuk hydro, Independent Power Producer (IPP)nya skala kecil," lanjut Sofyan.
Menurut Sofyan, PLTMH merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik yang dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Menguatnya harga minyak mentah belakangan ini menjadi momentum untuk mengoptimalkan sumber energi lain terutama energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.000 MW, sementara pemanfaatannya baru sekitar 6% dari potensi yang ada.
Sofyan melanjutkan, selain mengandalkan IPP untuk membangun PLTMH, saat ini PLN juga sedang melakukan studi kelayakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di wilayah Papua. Meski sama-sama memanfaatkan tenaga air, namun kapasitas listriknya berbeda. Untuk PLTMH, kapasitas pembangkit listriknya di bawah 10 mw. Sedangkan untuk PLTA, kapasitasnya melebihi 10 mw.
"Kami sedang mengkaji untuk membuat PLTA di Baliem Wamena, Papua. Potensi PLTA yang dikembangkan bisa 100 mw," jelas Sofyan. Menurut Sofyan, PLN bakal mengembangkan PLTA di tujuh lokasi. Dus, kapasitas listrik yang akan dihasilkan bisa mencapai 700 mw.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News