kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan SDM Jadi Tantangan Terbesar Industri Transisi Energi


Rabu, 10 Mei 2023 / 19:58 WIB
 Pengembangan SDM Jadi Tantangan Terbesar Industri Transisi Energi
ILUSTRASI. KONTAN/Ferry Saputra


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong transisi energi di Tanah Air melalui energi baru terbarukan dan efisiensi energi. Namun, transisi tersebut masih menghadpi banyak tantangan hingga saat ini. 

Menurut Pandu Sjahrir, Wakil Presiden Direktur PT TBS Energi Utama Tbk, pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan tantangan terbesar dalam pengembangan industri transisi energi di Indonesia.

Meskipun pemerintah telah mengambil langkah yang baik untuk mempercepat pengembangan industri transisi energi, dia mengatakan tantangan terbesar dalam waktu 10 tahun ke depan tetap ada di sisi pengembangan SDM yang berkualitas. 

"Industri ini masih menghadapi banyak tantangan. Namun, PR terbesar industri transisi energi adalah mengembangkan talenta-talenta berkualitas dalam 10 tahun ke depan. Jika tidak, kita mungkin harus mengimpor talenta dari luar negeri untuk menggarap potensi besar ini," kata Pandu dalam seminar Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas yang digelar alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (9/5)

Untuk mengatasi tantangan ini, Pandu mengatakan TBS Energy berkomitmen terus berinovasi dan mengembangkan SDM yang berkualitas. Dia juga menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan para ahli dari bidang teknologi dan energi di ITB.

Dia menambahkan, upaya pengembangan SDM dalam menghadapi tantangan dan perubahan teknologi, khususnya di industri yang baru muncul seperti pengolahan baterai dan daur ulang (recycling) harus menjadi perhatian semua pihak dalam 10 tahun ke depan. 

Pandu menekankan, teknologi berkembang dengan sangat cepat dan SDM harus mampu berinovasi dan beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan tersebut.

Menurutnya, kerjasama dengan ITB sebagai penghasil talenta baru harus terus diperdalam oleh pelaku industri serta memperkuat investasi pada sisis riset. " Sekarang industri ini masih kecil, baru 0,2%. Namun, pemerintah ingin meningkatkannya hingga 30-50% dan itu bagus," lanjut dia.

Jika pengembangan SDM tidak mulai diperkuat mulai dari sekarang, Pandu memperkirakan kemungkinan bersa industri di Indonesia harus mengimpor SDM dari luar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×