Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Industri penerbangan Indonesia mengeluhkan gangguan keamanan penerbangan dalam beberapa pekan terakhir. Setelah kasus penyusupan di roda pesawat GA 177 rute Palembang–Jakarta, (8/4), kini giliran Batik Air rute Ambon –Jakarta, pada Jumat (17/4) pagi yang mendapat ancaman bom sehingga terpaksa mendarat darurat di Makassar.
Batik Air mendapatkan ancaman bom setelah terbang selama 30 menit dari Bandara Patimura (Ambon). Akibatnya sekitar pukul 7.20 WITA pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6171 harus mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Captain Achmad Luthfie, Direktur Utama Batik Air menjelaskan, pendaratan terpaksa dilakukan karena tidak ingin mengambil risiko atas insiden tersebut. "Kami rugi pesawat mendarat. Tapi ini prosedur keselamatan yang harus dijalani," katanya kepada KONTAN, (17/4).
Beruntung dari hasil pemeriksaan tim Gegana Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Aviation Security Batik Air ancaman tersebut cuma isapan jempol. Polisi tidak menemukan adanya bom sebagaimana yang disampaikan peneror lewat pesan singkat. Sekitar pukul 12.50 WITA, sebanyak 122 penumpang pun diberangkatkan kembali ke Jakarta dengan menggunakan pesawat berbeda. Luthfie memastikan Batik Air sudah menjalankan semua prosedur saat menghadapi krisis.
Ia menyatakan maskapai tak mengetahui pengepakan bagasi pesawat. Sebab bagasi menjadi tanggung jawab bandara dan aparat berwajib.
Meskipun begitu, Tengku Burhanudin, Sekretaris Jenderal Indonesia Air Transport and Accociation (INACA) meminta polisi menelusuri siapa pengirim pesan singkat tersebut dan seperti apa motifnya. Meskipun terkesan berasal dari orang iseng, tetapi ancaman ini harus di tindak serius.
"Apalagi menjelang Konferensi Asia Afrika, Polisi harus menelusuri yang kirim pesan singkat," katanya. Permintaan senada juga datang dari Kementerian Perhubungan.
urlis Hasibuan, Direktur Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara tidak bisa membuat kesimpulan siapa yang akan bertanggung jawab tanpa adanya bukti terlebih dahulu. Karena itu, setelah tahu kebocoran terjadi dimana, pemerintah baru bisa mengambil tindakan. Contohnya insiden penyusupan di roda Garuda, pemerintah sudah memperbaiki akses kontrol dan syarat ketinggian pagar bandara.
Sementara Handy Heryudhitiawan, Kepala Departemen corporate communication Angkasa Pura I bilang, pihaknya telah melaksanakan pengawasan ketat atas barang yang naik ke pesawat n Kota adanya Keselamatan penerbangan di tanah air tengah menjalani ujian. Tak lama setelah insiden penyusupan Mario Steven Ambarita di kompartemen roda belakang pesawat Garuda Indonesia GA 177 rute Palembang - Jakarta, ada lagi ancaman bom di maskapai Batik Air rute Ambon - Jakarta, pada Jumat pagi (17/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News