Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa pemain bisnis ekspedisi saat ini tengah menyiapkan sebuah sistem otomatis untuk mengakomodir permintaan pengiriman barang yang semakin meningkat. Terlebih, menjamurnya bisnis e-commerce ikut berimbas pada bertumbuhnya rata-rata jumlah pengiriman barang.
Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE, M. Feriadi mengatakan, dalam sehari pihaknya bisa mengirim lebih dari 500.000 paket. Adapun rata-rata pertumbuhan jumlah pengiriman dalam sehari mencapai 30% yang sebagian besar atau sekitar 60% hingga 70% didominasi oleh dari bisnis e-commerce.
Seiring meningkatnya permintaan konsumen, perusahaan yang berdiri pada tanggal 26 November 1990 ini berencana untuk membangun mega hub di Cengkareng. Berdasarkan catatan KONTAN.co.id, mega hub tersebut akan berdiri di lahan seluas 40.000 meter persegi.
Dia mengatakan, pembangunan hub nantinya akan dimulai pada kuartal II atau kuartal III tahun ini dan diharapkan dapat digunakan pada tahun 2019. Sayangnya, Feriadi belum bisa menyebut secara detail berapa nilai investasi serta vendor yang dipilih dalam pembangunan hub tersebut.
"Vendor dan investasi tidak dapat kami publikasikan saat ini," ungkap Feriadi kepada KONTAN.co.id, Jumat (9/2).
Namun yang terang, pemilihan Cengkareng sebagai dilakukan karena lokasi tersebut dinilai strategis dan dekat dengan bandara. Lagipula, pengiriman JNE saat ini masih didominasi oleh kiriman melalui Jakarta. Feriadi pun mengatakan, kapasitas sistem otomatisasi tersebut mencapai kurang lebih 60.000 paket per jam.
Pemain bisnis ekspedisi lainnya, yakni J&T Express juga tengah melakukan proses pembangunan full auto machine atau mesin full otomatis di Surabaya dan Bandung. Iwan Senjaya, Key Account Manager J&T Express mengatakan, kedua kota tersebut dipilih lantaran daerah tersebut memiliki jumlah pengiriman yang cukup banyak, setelah Jakarta.
Menurut Iwan, jika mesin tersebut selesai dibangun, perusahaan bisa lebih meningkatkan efsisiensi kerja, baik dari sisi pengiriman maupun sumber daya manusia (SDM).
"Kita pernah studi banding. Dari situ, 30.000 paket bisa diproses paling lama setengah jam dengan full automatic machine. Bahkan bisa jauh lebih cepat karena speed mesin bisa diatur," ujar Iwan. Dia menyebut, mesin otomatis tersebut bisa selesai di kuartal IV tahun ini.
Sebelumnya, perusahaan sudah mulai menggunakan mesin tersebut pada Desember 2017. Mesin itu berlokasi di Rawa Bokor, Tangerang dan memiliki area seluas 1 hektare. Panjang total jalur konveyor adalah 783 meter dengan kapasitas penanganan maksimum rata-rata harian mencapai 950.000 paket.
Saat ini, rata-rata pengiriman barang yang dilakukan J&T Express mencapai 400.000 barang dalam sehari. Iwan menargetkan bisa mencatatkan rata-rata jumlah transaksi hingga 1 juta dalam sehari pada tahun ini. Apalagi pada Maret mendatang, perusahaan yang berdiri pada tahun 2015 itu mulai berekspansi di Malaysia dan Vietnam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News