kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.346   -85,00   -0,52%
  • IDX 7.181   38,19   0,53%
  • KOMPAS100 1.047   6,05   0,58%
  • LQ45 816   4,02   0,49%
  • ISSI 225   1,72   0,77%
  • IDX30 427   2,62   0,62%
  • IDXHIDIV20 506   2,74   0,54%
  • IDX80 118   0,68   0,58%
  • IDXV30 120   1,27   1,07%
  • IDXQ30 140   0,61   0,44%

Penguatan dollar AS belum terasa ke minyak sawit


Rabu, 04 Oktober 2017 / 20:06 WIB
Penguatan dollar AS belum terasa ke minyak sawit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir dollar Amerika Serikat mengalami penguatan terhadap rupiah. Bahkan, nilai tukar rupiah sempat menembus Rp 13.500 akibat penguatan dollar tersebut.

Meski begitu, Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement, Golden Agri Resources Ltd (GAR) beranggapan penguatan tersebut belum terlalu berpengaruh terhadap harga minyak sawit di Indonesia.

"Kalau penguatannya hanya sekitar Rp 100 - Rp 200, dampaknya tidak teras. Harga sawit di pasar memang naik-turun setiap hari, sesuai hukum permintaan dan penawaran," tutur Agus kepada KONTAN.co.id, Rabu (4/10).

Dia pun berpendapat hal ini akan berbeda apabila terjadi penguatan dollar AS atau ringgit yang signifikan, dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Dia mengatakan, bila hal tersebut terjadi maka tidak hanya memberikan keuntungan kepada perusahaan, tetapi juga kepada petani sawit.

Meski begitu, Agus pun berpendapat penguatan dollar ini tidak serta merta akan memberikan keuntungan bagi eksportir dan petani. Menurutnya hal ini sangat tergantung pada kenaikan harga sawit dan kedelai di pasar dunia.

"Kalau hanya sawit yang menjadi lebih mahal sementara kedelai tetap, dampaknya akan mengurangi selisih harga sawit dan kedelai, dan berpotensi konsumen sawit beralih ke kedelai. Jadi dampak penguatan dollar ini tidak selalu positif," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI). Hal ini bisa terjadi karena sawit dan kedelai adalah komoditas yang dapat saling menggantikan, sehingga ada kemungkinan ketika sawit memiliki harga yang tinggi maka konsumen akan beralih pada kedelai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×