kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penguatan dollar AS belum terasa ke minyak sawit


Rabu, 04 Oktober 2017 / 20:06 WIB
Penguatan dollar AS belum terasa ke minyak sawit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir dollar Amerika Serikat mengalami penguatan terhadap rupiah. Bahkan, nilai tukar rupiah sempat menembus Rp 13.500 akibat penguatan dollar tersebut.

Meski begitu, Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement, Golden Agri Resources Ltd (GAR) beranggapan penguatan tersebut belum terlalu berpengaruh terhadap harga minyak sawit di Indonesia.

"Kalau penguatannya hanya sekitar Rp 100 - Rp 200, dampaknya tidak teras. Harga sawit di pasar memang naik-turun setiap hari, sesuai hukum permintaan dan penawaran," tutur Agus kepada KONTAN.co.id, Rabu (4/10).

Dia pun berpendapat hal ini akan berbeda apabila terjadi penguatan dollar AS atau ringgit yang signifikan, dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Dia mengatakan, bila hal tersebut terjadi maka tidak hanya memberikan keuntungan kepada perusahaan, tetapi juga kepada petani sawit.

Meski begitu, Agus pun berpendapat penguatan dollar ini tidak serta merta akan memberikan keuntungan bagi eksportir dan petani. Menurutnya hal ini sangat tergantung pada kenaikan harga sawit dan kedelai di pasar dunia.

"Kalau hanya sawit yang menjadi lebih mahal sementara kedelai tetap, dampaknya akan mengurangi selisih harga sawit dan kedelai, dan berpotensi konsumen sawit beralih ke kedelai. Jadi dampak penguatan dollar ini tidak selalu positif," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI). Hal ini bisa terjadi karena sawit dan kedelai adalah komoditas yang dapat saling menggantikan, sehingga ada kemungkinan ketika sawit memiliki harga yang tinggi maka konsumen akan beralih pada kedelai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×