Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa minggu terakhir harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani sebesar Rp 2.000 per kilogram (kg). Harga ini meningkat dibandingkan harga sebelumnya yang hanya berkisar Rp 1.500 - Rp 1.700 per kg.
Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) berpendapat peningkatan harga ini boleh jadi diakibatkan penguatan dollar.
"Harga di pasar dunia memang berkisar US$ 600 - US$ 750 per ton. Tetapi karena penguatan dollar, maka setelah diubah menjadi rupiah, maka petani dan eksportir akan menerima harga yang lebih besar. Dengan begitu, seharusnya dengan penguatan ini petani akan menerima rupiah lebih banyak," tutur Iskandar kepada KONTAN, Rabu (4/10).
Menurut Iskandar, dengan adanya peningkatan harga di tingkat petani, maka akan turut berdampak positif terhadap produksi minyak sawit. Pasalnya, dengan meningkatnya harga maka akan mendorong petani untuk melakukan pemeliharaan yang baik terhadap pohon kelapa sawit mereka.
Namun meski begitu, Iskandar juga tidak menampik dengan adanya peningkatan produksi ini maka akan ada kemungkinan terjadinya penurunan harga minyak kelapa sawit.
"Kalau produksinya naik berarti suplainya banyak, yang nantinya akan membuat harga turun. Jadi nanti akan ada keseimbangan baru di pasar. Tetapi yang pasti kita tidak mengharapkan penurunan harga terjadi," ujarnya.
Iskandar mengungkap nilai ekspor minyak sawit Indonesia hingga Agustus sudah mencapai sekitar US$ 15 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya mengingat nilai ekspor minyak sawit pada 2016 hanya berkisar US$ 18 miliar - US$ 19 miliar.
Sementara itu produksi minyak sawit hingga sakhir tahun diperkirakan akan mencapai 42 juta hingga 43 juta ton, dimana total produksi minyak sawit pada 2016 berkisar 35 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News