kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha kelapa sawit kesulitan cari lahan plasma


Jumat, 29 Juni 2012 / 16:23 WIB
Pengusaha kelapa sawit kesulitan cari lahan plasma
ILUSTRASI. The Smith,?co-working space yang dikembangkan Triniti Land (TRIN) di Alam Sutera, Tangerang.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pengusaha perkebunan kelapa sawit mengaku tak keberatan dengan kewajiban membangun kebun plasma untuk masyarakat. Kewajiban itu akan dicantumkan pemerintah dalam revisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.

Johannes, Corporate Legal PT Wilmar International Plantation mengatakan, pihaknya tak mempersoalkan klausul tersebut. Namun, kata dia, pengusaha kesulitan membangun plasma lantaran lahan yang disediakan pemerintah daerah tidak ada. "Kami tidak ada masalah untuk pembangunan kebun plasma, justru masalahnya yaitu, tidak adanya lahan," kata dia kepada KONTAN, Jumat (19/6).

Ia mengaku, dari 25 perkebunan kelapa sawit yang dikelola Wilmar, beberapa di antaranya belum membangun perkebunan plasma. Johannes bilang, hal itu lantaran lahan yang dimiliki perusahaan dibangun sebelum Permentan 26/2007 dirilis pemerintah.

Misalnya, anak usaha perusahaan Wilmar yang berada di Kalimantan Tengah mengelola lahan seluas 84.000 ha, dengan perkebunan plasma sekitar 1.200 ha. Namun, "Kalau pemerintah mewajibkan kami bangun plasma, tidak masalah, pendanaan kami juga siap. Asalkan pemerintah daerah siap menyediakan lahan," imbuhnya.

Dia bilang, penyediaan lahan harus dipersiapkan pemerintah daerah dan tidak mungkin kebun plasma bisa diambil dari lahan HGU milik perusahaan. Sebab, lahan yang dikelola perusahaan telah menjadi milik publik yang mesti dipertanggungjawabkan ke seluruh pemegang saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×