Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kalangan pengusaha logistik berharap layanan kepelabuhanan di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo II tetap normal.
Terutama di Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai pelabuhan terbesar harus tetap kondusif menyusul aksi mogok lanjutan Serikat Pekerja PT Pelabuhan Indonesia II mulai Kamis (16/1) pukul 08.00 pagi ini hingga Jumat (17/1) pukul 23.59 WIB esok hari.
Pasalnya, ketika sektor logistik tengah terimbas pelemahan rupiah yang berdampak pada biaya operasional, ditambah dengan masih tingginya waktu bongkar muat kontainer (dwelling time) yang belum mencapai ideal, kini harus dihadapkan pada situasi layanan yang berpotensi tidak kondusif.
Ketua Komisi Tetap Logistik Bidang Regulasi dan SDM Kadin, Akbar Djohan mengatakan, pelabuhan Priok yang menjadi urat nadi perekonomian seharusnya tidak mengalami gangguan layanan yang berulang-ulang. Namun, Akbar juga tidak dapat mencampuri persoalan yang tengah melanda internal Pelindo II terkait tuntutan pegawainya.
"Jika Pemerintah peduli, khususnya Kementerian BUMN untuk menyelesaikan kekisruhan di internal manajemen, tentu persoalan ini tidak akan dibiarkan berlarut-larut. Posisi Pelindo II sebagai operator pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Belawan, Pekanbaru, dan Lampung sangat penting. Apalagi, khusus pelabuhan Tanjung Priok, kegiatan ekspor dan impor Indonesia mayoritas berasal dari situ. Tercatat, sekitar 70% impor dan 80% ekspor yang melalui Priok," katanya kepada wartawan, Kamis (16/1) siang.
Menurutnya, jika Pemerintah tak segera menyelesaikan persoalan yang membuat kisruh internal perusahaan tersebut, maka dapat menimbulkan ketidakpercayaan para pengguna jasa pelabuhan, dan akan berdampak lebih buruk lagi bagi perekonomian nasional.
"Pada 23-24 Desember silam sudah berlangsung aksi mogok. Dan hari ini berlanjut lagi. Jika aktivitas di pelabuhan lumpuh, maka perekonomian nasional akan terganggu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News