Reporter: Yohan Rubiyantoro |
JAKARTA. Para pengusaha yang bernaung di bawah Kamar dagang dan Industri Nasional (Kadin) meminta agar pemerintah memberikan stimulus ekonomi kepada para pelaku usaha di semua sektor bisnis, khususnya sektor TPT, furnitur, makanan dan minuman, kakao, dan karet yang terpukul akibat krisis finansial global.
"Kami minta stimulus, khususnya untuk industri padat karya," kata Ketua Umum Kadin MS Hidayat usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama 300 pengusaha di Gedung Setneg, Rabu (12/11).
Hidayat menjelaskan stimulus ekonomi yang diminta pengusaha dapat berbentuk penundaan pembayaran pajak, penurunan suku bunga pinjaman serta negosiasi kewajiban pembayaran utang ke perbankan. "Sehingga dananya bisa dialokasikan untuk membiayai buruh," katanya.
Hidayat mengungkapkan, krisis finansial global yang bermuara di Amerika Serikat betul-betul memukul pelaku usaha di Indonesia. Pasar ekspor produk Indonesia ke Amerika dan Eropa terus melesu, terlebih kedua pasar tersebut menjadi pasar ekspor tradisional bagi Indonesia.
"Amerika dan Eropa selalu jadi andalan tujuan ekspor, kita tidak pernah menyangka pasar di sana akan bisa seperti ini," katanya.
Hidayat melanjutkan, pelaku usaha tanah air sudah berusaha mengalihkan pasar ekspor ke dalam negeri agar produk mereka tetap terjual sehingga bisa tetap membiayai pekerja. "Kami tidak ingin ada PHK," katanya.
Kadin berharap stimulus ekonomi yang diberikan dapat berlangsung hingga akhir tahun 2009. Sebab, dampak krisis global akan mulai terasa pada pertengahan tahun depan.
Ia juga meminta agar perbankan ikut membantu pelaku usaha dalam mengatasi krisis global. Ia mendesak perbankan menurunkan bunga pinjaman hingga 3 %. Selain itu ia berharap agar pemerintah memberikan jaminan simpanan perbankan secara penuh agar para nasabah dan deposan merasa aman dan nyaman menyimpan dana mereka. "Peran bank sangat penting karena merekalah yang akan membiayai dunia usaha," katanya
Hidayat mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan membahas permintaan para pengusaha itu. Presiden juga telah memberikan wewenang kepada Wapres Jusuf Kalla untuk melakukan dialog lanjutan dengan para pengusaha.
"Wapres akan membahas sektor per sektor selama Presiden keluar negeri," katanya.
Hidayat menjelaskan stimulus ekonomi yang diminta pengusaha dapat berbentuk penundaan pembayaran pajak, penurunan suku bunga pinjaman serta negosiasi kewajiban pembayaran utang ke perbankan. "Sehingga dananya bisa dialokasikan untuk membiayai buruh," katanya.
Hidayat mengungkapkan, krisis finansial global yang bermuara di Amerika Serikat betul-betul memukul pelaku usaha di Indonesia. Pasar ekspor produk Indonesia ke Amerika dan Eropa terus melesu, terlebih kedua pasar tersebut menjadi pasar ekspor tradisional bagi Indonesia.
"Amerika dan Eropa selalu jadi andalan tujuan ekspor, kita tidak pernah menyangka pasar di sana akan bisa seperti ini," katanya.
Hidayat melanjutkan, pelaku usaha tanah air sudah berusaha mengalihkan pasar ekspor ke dalam negeri agar produk mereka tetap terjual sehingga bisa tetap membiayai pekerja. "Kami tidak ingin ada PHK," katanya.
Kadin berharap stimulus ekonomi yang diberikan dapat berlangsung hingga akhir tahun 2009. Sebab, dampak krisis global akan mulai terasa pada pertengahan tahun depan.
Ia juga meminta agar perbankan ikut membantu pelaku usaha dalam mengatasi krisis global. Ia mendesak perbankan menurunkan bunga pinjaman hingga 3 %. Selain itu ia berharap agar pemerintah memberikan jaminan simpanan perbankan secara penuh agar para nasabah dan deposan merasa aman dan nyaman menyimpan dana mereka. "Peran bank sangat penting karena merekalah yang akan membiayai dunia usaha," katanya
Hidayat mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan membahas permintaan para pengusaha itu. Presiden juga telah memberikan wewenang kepada Wapres Jusuf Kalla untuk melakukan dialog lanjutan dengan para pengusaha.
"Wapres akan membahas sektor per sektor selama Presiden keluar negeri," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Internasional
China Setujui Paket Stimulus Senilai US$ 586 Miliar
Internasional