kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha otobus menahan pembelian armada baru karena situasi politik


Senin, 03 Desember 2018 / 18:49 WIB
Pengusaha otobus menahan pembelian armada baru karena situasi politik
ILUSTRASI. Terminal Bus Bekasi


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menyebut pengusaha angkutan penumpang di Tanah Air saat ini masih mengerem pembelian unit baru untuk keperluan peremajaan. Pasalnya, kondisi politik dan perekonomian saat ini dianggap masih belum kondusif.

Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan mengatakan pengusaha angkutan penumpang masih menunggu hasil dari pemilihan presiden (Pilpres) pada April 2019 mendatang. “Karena kondisi keamanan dianggap kurang kondusif dan kapasitas penumpang yang diangkut (load factor) menjelang Pilpres cenderung rendah,” kata dia ketik dihubungi oleh Kontan.co.id, Senin (3/12).

Selain itu kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah khususnya yang berkaitan dengan sektor usaha juga dikhawatirkan oleh para pengusaha. Semuanya masih memantau kondisi dan menunggu realisasi janji-janji kebijakan ekonomi yang diusung para kandidat calon presiden. Sebab, janji-janji tersebut tentu berpengaruh besar pada sektor usaha yang dijalankan.

Namun, pria yang akrab disapa Sani ini mengatakan pasca Pilpres 2019 pengusaha angkutan penumpang kemungkinan besar akan melakukan peremajaan pada armada yang dimilikinya. Salah satu faktor pendorong peremajaan tersebut adalah selesainya sejumlah proyek infrastruktur terutama jalan tol di sejumlah daerah di Indonesia.

Sejauh ini, sejumlah pengusaha angkutan penumpang di Indonesia telah melakukan peremajaan besar – besaran untuk menyambut kehadiran jaringan jalan tol baru di Indonesia, khususnya Tol Trans Jawa sepanjang 1.290 km dari Merak hingga Banyuwangi.

Peremajaan tersebut dilakukan mengingat armada lama dari sejumlah perusahaan otobus (PO) dianggap kurang memadai untuk melahap jalan tol yang sangat panjang tersebut. “Untuk zaman dulu, tol belum tersambung, masih cukup, masih bisa diandalkan, tapi setelah jalan tol tersambung performa yang tinggi akan terasa perbedaannya,” kata Sani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×