Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can
JAKARTA. Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyambut baik rencana pemerintah mengalihkan penggunaan bahan bakar minyak ke gas bagi angkutan umum. Para pengusaha ini mengaku siap membangun infrastruktur pengisian gas.
Syaratnya, pemerintah harus menjamin adanya pasokan gas yang berkelanjutan. "Ini peluang bisnis baru buat kami," ujar Ketua Umum Hiswana Migas Eripurnomo Hadi kepada KONTAN, Rabu (4/1).
Pemerintah akan mulai membatasi pemakaian bahan bakar minyak subsidi per April 2012 mendatang. Salah satunya dengan mengalihkan ke gas. Rencananya, pemerintah akan membangun satu stasiun pengisian induk dan lima pengisian keliling.
Eri menjelaskan, investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu induk pengisian bahan bakar gas berkapasitas 2 juta kaki kubik per hari sebesar Rp 20 miliar. "Investasi yang banyak itu untuk angkutannya, sekitar Rp 30 miliar," ujarnya.
Menurutnya, pembangunan stasiun pengisian induk bisa langsung dibangun di SPBU BBM yang sudah ada. Pembangunannya memakan waktu selama 6 bulan diluar perizinan dan masalah tanah. Catatan saja, Hiswana Migas mencatat ada 700 unit SPBU di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Sedangkan untuk stasiun pengisian BBG diperlukan sekitar Rp 1,5 miliar. "Itu untuk pengadaan dispenser atau penyimpannya-nya," ujar Eri.
Eri menilai, rencana pemerintah membangun satu stasiun induk dan lima pengisian tidak cukup untuk melayani banyak kendaraan. Namun, dia menilai langkah tersebut cukup baik. "Yang penting pemerintah konsisten saja," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News