Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek pandemi Covid-19 tercermin dalam capaian marketing sales atau pendapatan pra penjualan PT Adhi Commuter Properti para kuartal I 2020. Raihannya yang sebesar Rp 100 miliar kurang lebih hanya separuh dari pendapatan pra penjualan kuartal I tahun lalu.
Mayoritas penjualan berupa unit apartemen. Kontributor terbesar berasal dari proyek LRT City yakni Cisauk Point dan LRT City MT Haryono-The Premier MTH.
Rapor kuartal I belum seberapa karena Adhi Commuter memperkirakan efek virus korona akan lebih terasa pada kuartal II. Alhasil, proyeksi marketing sales April-Juni akan lebih kecil ketimbang Januari-Maret. "Namun untuk detail kami masih proses penyusunan atas dampak ini," kata Karin Regina, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Commuter Properti kepada KONTAN, Senin (11/5).
Dalam catatan KONTAN, Adhi Commuter membidik marketing sales Rp 2,2 triliun sepanjang tahun ini. Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) tersebut juga berharap membukukan pendapatan Rp 1,5 triliun dan laba operasi Rp 180 miliar.
Dalam kondisi sepi pembeli, manajemen Adhi Commuter berharap rencana pemberian subsidi bunga kredit bisa menggairahkan penjualan. Pada saat yang bersamaan, perusahan itu tetap berupaya memaksimalkan aneka potensi pemasaran produk agar bisnis tetap berjalan.
Misalkan saja Adhi Commuter memaksimalkan pemasaran lewat media digital. Dalam waktu dekat, akan hadir proyek rumah tapak di area transit oriented development (TOD) di Sentul, Jawa Barat. Perusahaan itu sengaja memilih proyek berkonsep TOD karena berangkat dari animo pasar.
Sementara jadwal serah terima sejumlah proyek kepada konsumen juga tetap berjalan. Tahun ini Adhi Commuter berencana menyerahterimakan empat proyek yaitu LRT City Bekasi Timur-Eastern Green, LRT City Jatibening Baru-Gateway Park, LRT City Royal Sentul Park dan MTH 27 Office Suits.
Untuk itu, operasional konstruksi Adhi Commuter tetap berjalan demi merampungkan tahap penyelesaian keempat proyek tadi yang tinggal selangkah lagi. Terus terang saja, pengerjaan proyek berjalan lambat karena mereka juga harus mematuhi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Adapun lambatnya pekerjaan proyek kemudian berimbas pada serapan belanja modal atawa capital expenditure (capex) dan investasi. Adhi Commuter sengaja menunda pembelian lahan hingga kuartal IV 2020. "Hingga April 2020 baru terealisasi sebagian kecil," tutur Karin tanpa mengungkapkan besaran anggaran yang terserap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
