Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) masih kurang menyegarkan. Momentum Lebaran yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan penjualan cukup banyak, ternyata tidak sesuai harapan.
Target peningkatan penjualan hingga 30% pada saat momen Ramadan dan Lebaran tahun ini meleset. Lebaran tidak seperti yang diharapkan. Khusus AMDK naiknya hanya sekitar 6% hingga 7%, ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Air Minum dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat, Jumat (25/8).
Rachmad menambahkan, walau secara makro kondisi ekonomi Indonesia cukup baik, sektor riil tidak mencerminkan adanya pertumbuhan yang signifikan.
Di Indonesia, penjualan AMDK masih cenderung melalui pola perdagangan tradisional yakni yang mengandalkan pengecer dari warung-warung kecil. Porsi sekitar 60%. Sedangkan untuk perdagangan modern porsi penjualan AMDK sebesar 40%.
Pada tahun 2017 Aspadin berharap dapat mencatatkan penjualan sebanyak 27 miliar liter AMDK. Jumlah ini meningkat sekitar 8% bila dibandingkan tahun lalu sebanyak 25 miliar liter.
Menurut Rachmad, AMDK merupakan produk yang pasarnya semakin ketat. Saat ini ada sekitar 900 pabrik tercatat di Badan Pengawasan Obat dan Makanan, dan lebih dari 2000 merek. Meskipun demikian Rachmat optimistis pasar bisnis AMDK cukup luas. Apalagi Indonesia memiliki penduduk yang banyak dan terus bertambah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News