kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan apel di pasar modern merosot 20%


Jumat, 30 Januari 2015 / 18:05 WIB
Penjualan apel di pasar modern merosot 20%


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Gara-gara pelarangan impor apel produksi Bidart Bros, Amerika Serikat (AS), apel lokal jadi kena getahnya. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), permintaan terhadap semua jenis apel merosot karena masyarakat jadi takut mengonsumsi apel.

Wakil Sekretaris Jenderal Aprindo Satria Hamid Ahmadi bilang, penurunan penjualan yang terjadi mencapai 15%-20%. "Saya berharap pemangku kepentingan dapat menjelaskan secara gamblang mengenai isu apel impor agar tidak terjadi simpang siur di masyarakat yang pada akhirnya mengganggu pangsa pasar apel secara keseluruhan," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (30/1).

Soalnya, berdasarkan pantauan Aprindo di lapangan, masih banyak petugas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang belum paham betul isu tersebut. Akibatnya, mereka juga menarik apel yang bukan buatan Bidart Bros dari display penjualan ritel.

Padahal, Satria menegaskan, apel impor yang beredar di ritel modern aman untuk dikonsumsi. Kebanyakan apel itu merupakan apel segar dan bukan apel olahan. "Apel segar yang dijual anggota Aprindo didatangkan dari Washington DC, AS dan telah melewati pengawasan yang ketat," ujarnya.

Penurunan penjualan apel juga dialami oleh PT Hero Supermarket Tbk yang membawahi jaringan supermarket Hero dan hipermarket Giant. "Memang ada sedikit penurunan karena masyarakat khawatir soal keamanannya," aku Wirry Tjandra, Direktur Pemasaran Hero Supermarket.

Sayang, Wirry tidak bisa memaparkan volume penjualan apel di Hero Supermarket. Meski begitu dia memastikan Hero Supermarket tidak menjual apel buatan Bidart Bros.

Hal senada datang dari Ketua Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayur Segar Indonesia (Aseibssindo) Kafi Kurnia. Menurutnya, jenis apel yang ditengarai berbakteri merupakan jenis apel berkaramel. “Di Indonesia apel jenis itu tidak masuk, jadi masyarakat tidak perlu panik,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menutup izin impor dua jenis apel produksi Bidart Bros, yaitu Granny Smith dan Gala. Keduanya diduga terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Larangan itu terhitung sejak 26 Januari 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×