Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Omzet penjualan industri keramik nasional di kuartal II-2013 ini diprediksi lebih besar ketimbang kuartal I-2013 akibat kenaikan permintaan keramik di pasar domestik.
Elisa Sina, Ketua Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) memproyeksikan penjualan keramik di kuartal II tahun ini bisa naik 6,5% menjadi Rp 8 triliun dari hasil penjualan di kuartal I tahun ini yang sekitar Rp 7,5 triliun.
Kenaikan ini akibat imbas dari mulai berjalannya mayoritas proyek dari pemerintah di kuartal II tahun ini. Selain itu, produsen keramik juga sudah menaikkan harga jual keramik akibat imbas kenaikan biaya produksi.
Kenaikan biaya produksi terjadi akibat kenaikan harga gas secara bertahap mulai September tahun lalu dan awal April ini. Ditambah lagi, pada awal tahun ini, juga terjadi kenaikan upah buruh dan tarif listrik.
Kenaikan tarif gas dan listrik yang diberlakukan pada awal kuartal II ini menjadikan biaya produksi keramik naik rata-rata 5%-8%.
Namun karena ada jeda waktu kenaikan biaya produksi, para produsen keramik juga menaikan harga secara bertahap. Misalnya, awal tahun ini, produsen keramik menaikkan harga jual rata-rata 7,5% dari harga Desember 2012. Lalu awal April 2013, harga keramik kembali naik berkisar antara 5%-10%.
Salah satunya adalah PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA). Hingga tutup tahun ini, perusahaan ini berencana menaikkan harga jual hingga 12% untuk mengompensasi kenaikan beban produksi yang ditanggung.
Rudy Sujanto, Direktur Keungan Arwana Citramulia berkata bahwa Arwana sudah mengerek harga jual keramik rata-rata dari harga Rp 27.900 per meter persegi (m²) di tahun 2012 menjadi Rp 31.200 per m² di 2013. "Secara umum biaya produksi kami naik Rp 1.300 per m²," katanya.
Menurut Rudy, beban biaya dari pos energi memberikan dampak yang cukup signifikan. Komponen biaya ini memberi kontribusi sekitar 37% dari total biaya produksi.
Lewat kenaikan harga, Arwana berharap bisa mendongkrak kinerja sampai akhir tahun ini. Perusahaan ini menargetkan pendapatan tumbuh 24% menjadi Rp 1,38 triliun, dari penjualan 2012 yang sebesar Rp 1,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News