Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bisnis kompor gas makin hangat. Sejumlah pemegang merek menikmati peningkatan penjualan tahun ini. Contohnya PT Hokinda Citralestari, meraih peningkatan omzet 50% dibandingkan tahun lalu. Padahal secara industri diprediksi cuma naik 12%-15% dibandingkan tahun 2010.
Jahja Soenarja, Konsultan Bisnis Hokinda, berpendapat penjualan naik karena daya beli masyarakat meningkat. Sehingga, kompor konvensional perlahan ditinggalkan dan beralih ke kompor gas.
Jahja menggambarkan, penjualan kompor gas tahun ini bisa 5 juta - 6 juta unit. Sementara angka pasar, taksiran tahun ini bisa 7 juta - 8 juta unit.
Produksi kompor Hokinda, perbandingan antara kompor sumbu dengan kompor gas kini 50:50. Padahal, sebelumnya kompor gas kurang diminati lantaran berbagai insiden ledakan tabung gas. "Masyarakat mulai paham kompor modern lebih tahan, aman, dan kuat, harga juga makin terjangkau," kata Jahja kepada KONTAN, Selasa (22/11).
Wajar saja, harga kompor sumbu sekarang maksimal Rp 500.000 per unit. Tapi masih ada yang harganya Rp 150.000 per unit. Sementara kompor gas, harganya sekitar Rp 200.000-Rp 500.000 tiap unit.
Kompor sumbu Hokinda menguasai setidaknya 60% pangsa pasar Indonesia. Menurut Jahja, selain karena kekuatan merek, itu juga didukung meningkatnya industri kecil dan rumah tangga.
Akhir Oktober lalu, Hokinda mengeluarkan tipe Dwi Mutiara seharga Rp 500.000 per unit. Kompor ini ditujukan untuk pengguna baru kelas menengah. Jahja belum membeberkan target penjualan produk anyar itu, tapi dia optimistis merek Hokinda kembali tumbuh di atas angka pasar tahun 2012 nanti. "Apalagi awal 2012 kami luncurkan produk baru lagi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News